Logo Bloomberg Technoz

“Sekarang ini proses Trans Jawa itu koneksi sampai ke Yogyakarta sudah bisa sampai ke Prambanan, itu juga kontribusi traffic-nya cukup besar,” ujarnya.

Waskita menargetkan pelepasan ruas Pemalang–Batang dan Pasuruan–Probolinggo pada tahun depan, serta empat ruas minoritas lain seperti Depok–Antasari yang dinilai memiliki kinerja lalu lintas cukup baik.

Selain jalan tol, perusahaan juga telah melakukan divestasi aset lain, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 megawatt dan properti di Bekasi yang diharapkan dapat memperkuat arus kas.

“Kalau kita lihat secara kewajiban di MRE, sumber yang paling major memang di ruas tol kita, makanya kita sangat konsen menjaga valuasi aset-aset tol,” jelasnya.

Manajemen mengakui, bisnis jalan tol memiliki margin keuntungan tipis dengan periode pengembalian yang panjang, sehingga membutuhkan tambahan pendanaan untuk menutup kesenjangan pembiayaan.

“Kalau misalnya bicara jalan tol itu kan long term investment dan return-nya juga cukup rendah. Sehingga kalau dilihat di situ ada gap financing yang cukup besar yang sehingga kita harus top up. Top up-nya dari mana? Dari operasional kita,” katanya.

Namun, Waskita mengakui tidak lagi memiliki fasilitas kredit perbankan, yang membatasi kemampuan perseroan untuk mempercepat proses pemulihan keuangan.

Ia menegaskan bahwa langkah divestasi aset merupakan strategi utama perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur di tengah keterbatasan sumber pembiayaan baru.

“Saat ini dengan kita yang tidak memiliki bank facility yang terus terang tidak ada exposure baru dari perbankan ataupun kreditur, itu juga menyulitkan kita untuk proses penyehatan secara cepat. Nantinya di end of the day kita tidak akan punya jalan tol,” imbuhnya. 

(dhf)

No more pages