Indeks dolar AS sampai dengan detik ini berhasil merangsek naik tengah berada di posisi 98,845, atau menguat 0,18%. Nanti malam, pasar menantikan hasil pertemuan FOMC dan petunjuk arah kebijakan suku bunga kedepannya.
Pandangan Bloomberg Economics, FOMC diprediksi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pada 28–29 Oktober. Dalam pertemuan kali ini, sebagai catatan, Komite tidak akan merilis proyeksi ekonomi atau perkiraan suku bunga terbaru.
Kontrak Futures Federal Funds mempertegas investor menilai peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti terjadi.
Pasar Surat Utang Tertekan
Mencermati lebih jauh pasar keuangan Indonesia, hari ini pasar surat utang negara cenderung tertekan.
Harga obligasi pemerintah nyaris di semua tenor terlihat melemah yang terindikasi dari kenaikan yield atau imbal hasil di semua tenor.
Yield SUN tenor pendek 1Y mencatat kenaikan 1,6 basis poin yang saat ini tengah menyentuh 4,81%, seperti ditunjukkan data real time OTC Bloomberg. Sedang tenor 2Y naik 0,8 bps menjadi 4,887%.
Adapun tenor acuan 4Y naik 1 bps saat ini ada di 5,218%. Begitu juga tenor 8Y yang juga naik 1,7 imbal hasilnya menjadi 5,978%.
Yield SUN tenor menengah 10Y mencatat kenaikan 0,6 basis poin yang saat ini tengah menyentuh 6,006%. Sedang tenor 13Y naik 1 bps menjadi 6,321%.
Hanya tenor 5Y dan 15Y yang masih turun yield–nya sore ini masing–masing sebesar 0,4 bps dan 0,6 bps menjadi 5,41% dan 6,337%.
Tekanan di pasar Surat Utang Negara hari ini sepertinya mengikuti tren global. Tingkat imbal hasil Surat Utang AS, US Treasury, sore ini juga terpantau naik di semua tenor.
Yield UST-2Y naik tipis 0,8 bps ke posisi 3,498%. Sedang tenor 10Y bahkan naik 1,1 bps ke level 3,987%.
Pelemahan rupiah dan tekanan yang tengah terjadi di pasar surat utang tak terjadi di pasar saham. IHSG yang dibuka hijau tadi pagi tadi terus melanjutkan penguatan berhasil ditutup menguat 0,91% sampai tutup perdagangan di posisi terbaiknya 8.166,22.
(fad/wep)






























