Bentrokan berdarah ini terjadi hanya beberapa hari sebelum kota pesisir yang indah itu menjadi tuan rumah pra-KTT COP30, menjelang Brasil memulai pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim PBB tahun ini.
Pemerintah daerah Rio kerap meningkatkan operasi pemberantasan kejahatan terorganisir menjelang acara internasional besar — seperti Olimpiade dan Piala Dunia — yang pernah diselenggarakan di kota itu. Namun, skala dan korban jiwa dalam operasi pada Selasa (28/10) ini jauh melampaui operasi sebelumnya, bahkan untuk kota yang telah lama akrab dengan kekerasan antar geng.
Kekerasan di Rio juga mencerminkan upaya yang lebih luas untuk memerangi kejahatan terorganisir di Brasil dan kawasan Amerika Latin. Pembunuhan di luar proses hukum terhadap tersangka pengedar narkoba — hal yang sering terjadi di kota itu — kini mendapat sorotan lebih tajam, seiring kebijakan Presiden Donald Trump yang memerintahkan militer AS menghancurkan kapal-kapal yang diduga menyelundupkan narkotika dari Venezuela dan negara-negara lain di Amerika Latin. Serangan tersebut juga telah menimbulkan korban jiwa yang terus bertambah di wilayah Karibia dan pesisir Pasifik Amerika Selatan.
Operasi terbaru di Rio juga menyoroti ketegangan antara otoritas negara bagian dan pemerintah federal terkait cara menghadapi kelompok kriminal. Menurut pejabat Rio, anggota geng meluncurkan drone untuk menjatuhkan bahan peledak ke arah pasukan keamanan dan membajak puluhan bus.
“Ini adalah skala tantangan yang kita hadapi,” tulis Gubernur Rio Claudio Castro di media sosial. Menggunakan istilah yang sama dengan yang digunakan Menteri Pertahanan AS untuk menggambarkan operasi antinarkotika, Castro menyebut fokus kepolisian itu sebagai bentuk ‘narkoterorisme’.
Castro mengatakan kepada CNN bahwa jumlah korban tewas mencapai 64 orang, termasuk empat polisi. Ia juga mengecam pemerintah federal karena tidak memberikan dukungan yang memadai.
Gleisi Hoffmann, utusan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva untuk Kongres, mengakui perlunya tindakan bersama yang lebih kuat, namun menyoroti operasi pemberantasan pencucian uang baru-baru ini sebagai bukti komitmen pemerintah pusat. Ia juga menyerukan parlemen untuk mengesahkan usulan perubahan konstitusi yang diajukan presiden agar aparat dapat bertindak lebih tegas terhadap pelaku kejahatan.
“Sekali lagi terbukti bahwa koordinasi antara aparat keamanan sangat dibutuhkan dalam memerangi kejahatan terorganisir,” tulis Hoffmann di media sosial.
Pejabat kemudian mengatakan bahwa pemerintah federal akan menggelar rapat darurat dengan Gubernur Castro.
(bbn)

































