“Kelompok ini terus meyakinkan investor bahwa tema AI masih sangat hidup dan kuat. Melihat banyaknya kesepakatan yang diumumkan dalam beberapa bulan terakhir, tampaknya narasi ini akan berlanjut selama Wall Street terus memberikan apresiasi terhadap strategi tersebut,” kata Bret Kenwell dari eToro.
Sentimen pasar juga didukung oleh ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Rabu waktu setempat, dengan pelaku pasar berharap mendapatkan kejelasan mengenai kapan bank sentral akan menghentikan pengetatan neraca asetnya. Taruhan semakin kuat bahwa kebijakan quantitative tightening dapat berakhir dalam waktu dekat.
Seluruh dinamika itu terjadi menjelang pertemuan Presiden Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada Kamis. The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS akan mengurangi sebagian tarif impor jika Beijing menindak ekspor bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanyl. Harapan atas kesepakatan tersebut mendorong harga tembaga mendekati rekor tertinggi dan menekan harga emas dari posisi puncaknya baru-baru ini.
Pemerintahan Trump juga dijadwalkan menandatangani kesepakatan dengan Korea Selatan untuk memperkuat kerja sama di bidang kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan teknologi 6G, menurut pejabat AS. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Washington untuk mempertahankan keunggulan kompetitif terhadap Tiongkok dalam perlombaan teknologi global.
Sementara itu, yen menguat setelah pemerintah Jepang melakukan intervensi verbal di pasar valuta asing. Mata uang Jepang tersebut naik 0,5% terhadap dolar pada Selasa, mengakhiri tren penurunan tujuh hari berturut-turut. Yen sempat diperdagangkan di level terlemah sejak Februari pada awal pekan dan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di antara negara-negara G10 bulan ini, setelah melemah sekitar 3% terhadap dolar.
Kelompok saham “Magnificent Seven” diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 14% pada kuartal ketiga, menurut data Bloomberg Intelligence — hampir dua kali lipat dari pertumbuhan laba 8% yang diperkirakan untuk keseluruhan S&P 500. Namun, angka ini juga menjadi laju pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama 2023.
Meski begitu, perusahaan-perusahaan teknologi besar memiliki rekam jejak kuat dalam melaporkan laba yang melampaui ekspektasi analis — dan itulah yang kini diharapkan investor.
“Kami memperkirakan laporan keuangan yang kuat dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa, didorong oleh tingginya permintaan terhadap teknologi dan infrastruktur AI,” ujar Clark Bellin dari Bellwether Wealth. “Meskipun profitabilitas AI masih menjadi tanda tanya, untuk saat ini investor tampaknya bersedia menutup mata terhadap risiko tersebut di tengah memanasnya perlombaan AI.”
(bbn)





























