Logo Bloomberg Technoz

“Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” tandas Endah.

Langkah konkret ini tak hanya berdampak pada terwujudnya lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga mendorong ekonomi lokal. BRI menunjukkan bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia.

Dhanny menegaskan, program BRI Peduli Yok Kita Gas melalui Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bogor bukan hanya berfokus pada kebersihan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi, tetapi juga menciptakan nilai sosial. Program ini dinilai mampu memperkuat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan melalui pengelolaan limbah rumah tangga secara gotong royong.

Sebagai catatan, program BRI Peduli Yok Kita Gas telah berjalan sejak 2021 dan kini hadir di 41 titik di seluruh Indonesia, meliputi 5 lokasi pasar tradisional dan 35 kawasan permukiman. Program ini dijalankan dalam dua skema, yakni Yok Kita Gas – Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas – Stand Alone Location yang bermitra dengan bank sampah dan TPST di wilayah padat penduduk, baik desa maupun kota.

Hingga kini, program tersebut telah menjangkau 38 bank sampah dengan total tabungan mencapai Rp1,79 miliar. Program ini juga berhasil menghasilkan 155 karung kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, dan 777 produk eco-enzyme.

Tak hanya itu, dampaknya terhadap lingkungan pun signifikan. Sampah organik yang terserap mencapai 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg. Potensi reduksi emisinya pun besar, yaitu 5.442.000 kg CH₄e dan 4.803.505.000 kg CO₂e dari sampah organik, serta 221.123,5 kg CO₂e dari sampah anorganik.

(tim)

No more pages