Logo Bloomberg Technoz

Selama ini, serangan semacam itu sebagian besar terbatas di wilayah pesisir Karibia, dekat Venezuela — negara yang menurut pemerintah AS menjadi pusat perdagangan narkoba. Namun, langkah terbaru di Pasifik menunjukkan bahwa pemerintahan Trump kini juga menargetkan kapal-kapal di lepas pantai Kolombia.

“Tindakan ini menunjukkan bahwa operasi tersebut bukan hanya soal perubahan rezim di Venezuela, melainkan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menekan arus perdagangan narkoba — kini juga mencakup wilayah Pasifik,” ujar Evan Ellis, profesor di Army War College yang mengkhususkan diri dalam kajian Amerika Latin.

Gedung Putih baru-baru ini meningkatkan tekanan terhadap Kolombia dan Presidennya, Gustavo Petro. Trump bahkan menyebut Petro sebagai “pemimpin perdagangan narkoba ilegal” dan memutus seluruh bantuan untuk negara itu, serta mengancam akan memberlakukan tarif baru. Petro menanggapi dengan keras, menyebut operasi militer AS di Karibia sebagai tindakan yang salah arah. Ia menegaskan bahwa sebagian besar perdagangan narkoba menuju Amerika Utara justru terjadi di Samudra Pasifik, sementara hanya sekitar 3% yang berasal dari Venezuela.

Serangan di wilayah Pasifik ini menunjukkan bahwa AS kini menganggap penting untuk menekan negara-negara sumber utama narkotika — seperti Kolombia — bukan hanya negara transit seperti Venezuela.

Kementerian Pertahanan Kolombia menolak memberikan komentar atas serangan tersebut, sementara Kementerian Luar Negeri belum merespons permintaan tanggapan dari media.

Ellis menambahkan bahwa langkah terbaru ini tidak berarti AS mengendurkan tekanannya terhadap Venezuela atau presidennya, Nicolás Maduro, yang oleh pemerintahan Trump dituduh menjalankan negara dengan rezim narco-terorisme yang korup.

(bbn)

No more pages