Untuk mengatasi hambatan pasokan chip, perseroan memastikan proses mitigasi tengah berlangsung dan menargetkan soft launch layanan FWA berbasis 5G pada akhir tahun ini, sebelum peluncuran komersial pada kuartal I-2026.
Ekspansi 5G FWA dan Hitungan Margin
Dalam pengembangannya, WIFI akan memanfaatkan pita 80 MHz, yang disebut sebagai spektrum terlebar di Indonesia saat ini guna memperluas layanan 5G FWA.
Direktur Utama Surge Yune Marketatmo menjelaskan, berdasarkan perhitungan internal, satu BTS mampu menampung sekitar 300 pelanggan dengan kecepatan 100 Mbps. Jika satu menara memuat tiga BTS, kapasitas layanan dapat mencapai 900–1.000 pelanggan.
“Total harga per home pass kami hitung dari total investasi BTS dan CPI, dibagi dengan jumlah pelanggan sekitar 900–1.000. Kami pastikan mendapat harga terbaik dari mitra agar bisa memberikan layanan Rp100.000 per bulan dengan margin terbaik di industri,” katanya.
Perseroan menargetkan 5 juta pelanggan FWA per tahun, setara potensi pendapatan bruto Rp6 triliun jika seluruh kapasitas terserap.
“Untuk paket FWA tetap di Rp100 ribu per bulan. Kalau 5 juta pelanggan tercapai, pendapatannya sekitar Rp500 miliar per bulan atau Rp6 triliun per tahun,” jelasnya.
Dari sisi profitabilitas, margin bersih diperkirakan mirip dengan bisnis fiber to the home (FTTH) perusahaan, yakni di kisaran 60%.
Seperti yang diketahui, WIFI melalui entitas usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama memenangkan lelang Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access/BWA) dengan masa berlaku 10 tahun di regional I.
Di Regional I mencakup Jawa, Papua dan Maluku memiliki potensi serapan pasar digital hingga 70% dari populasi menengah ke bawah. PT Telemedia Komunikasi Pratama berhasil menempati peringkat pertama dengan Harga Penawaran tertinggi sebesar Rp403,76 miliar.
PT Telemedia Komunikasi Pratama mengungguli dua pesaing utamanya di Regional I, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di peringkat kedua dengan penawaran Rp399,76 miliar dan PT Eka Mas Republik di peringkat ketiga dengan penawaran Rp331,77 miliar.
(dhf)


































