Pasukan Rusia telah bertempur di Donetsk — yang dulu dikenal sebagai pusat industri utama Ukraina — selama lebih dari satu dekade, jauh sebelum invasi besar-besaran yang dilancarkan Putin pada Februari 2022, namun belum berhasil menguasai seluruh wilayah itu.
Selain Donetsk, pasukan Kremlin masih menguasai sebagian besar wilayah di tiga daerah Ukraina lainnya: Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, serta Semenanjung Krimea yang dianeksasi secara ilegal pada 2014. Menurut The Washington Post, Putin bahkan menyampaikan kepada Trump bahwa ia bersedia menyerahkan sebagian wilayah Zaporizhzhia dan Kherson sebagai imbalan atas penguasaan penuh Donetsk.
Dalam wawancara dengan Fox News yang direkam setelah pembicaraan dengan Putin namun sebelum bertemu Zelenskiy, Trump menyiratkan bahwa pemimpin Rusia itu “tidak mungkin melepaskan seluruh wilayah yang sudah direbut.”
“Dia akan mengambil sesuatu,” kata Trump dalam acara Sunday Morning Futures. “Maksud saya, mereka sudah berperang, dan dia memiliki banyak wilayah. Dia sudah memenangkan beberapa wilayah.”
Pada Jumat lalu, Trump kembali menyerukan agar Rusia dan Ukraina “mencapai KESEPAKATAN,” namun enggan memastikan bantuan militer baru untuk Kyiv. Ia berencana bertemu dengan Putin di Budapest dalam beberapa pekan ke depan untuk membahas langkah-langkah mengakhiri perang.
Trump juga menolak secara tegas permintaan Zelenskiy agar AS mengirimkan rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina. Ia mengaku telah mendiskusikan hal itu dengan Putin.
“Saya sedang mempertimbangkannya,” ujar Trump kepada Fox. “Saya berbicara dengan Vladimir Putin tentang hal itu — meski tentu saja dia tidak akan senang, karena itu senjata yang sangat kuat dan mematikan. Tapi ingat satu hal: kami juga membutuhkannya untuk diri kami sendiri. Kami tidak bisa memberikan semua senjata kami ke Ukraina.”
Sementara itu, serangan rudal dan drone Rusia terus merusak infrastruktur listrik dan air di berbagai wilayah Ukraina menjelang musim dingin. Sebagai balasan, Kyiv melancarkan serangan drone jarak jauh ke kilang minyak di wilayah Rusia.
Zelenskiy mengatakan ia siap menghadiri pertemuan di Hongaria jika diminta. “Kami sudah membicarakannya,” ujarnya. “Mereka akan berdiskusi dengan Putin.” Namun, ia meragukan keseriusan Moskow dalam mencari solusi damai.
“Saya tidak yakin Putin benar-benar siap untuk mengakhiri perang ini,” kata Zelenskiy.
Secara terpisah, melalui unggahan di platform X pada Minggu, Zelenskiy menyebut Ukraina telah mengajukan sejumlah proposal kepada AS “terkait infrastruktur gas, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan beberapa proyek lainnya,” sebagai bagian dari seruan agar Eropa berhenti membeli energi dari Rusia.
“Isyarat dari Amerika sangat jelas — mereka siap memasok gas dan minyak sebanyak yang dibutuhkan untuk menggantikan pasokan Rusia,” tulis Zelenskiy. “Kawasan kami memiliki infrastruktur dan potensi yang cukup besar untuk berkontribusi lebih jauh terhadap kemandirian energi Eropa.”
(bbn)































