"Kami siap!" tulis Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban di X sebagai respons, lalu mengatakan ia telah berbicara dengan Trump melalui telepon untuk mempersiapkan pertemuan tersebut.
Menurut Trump, AS dan Rusia akan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi pekan depan sebelum KTT kedua pemimpin. Delegasi Washington dipimpin oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio dan lokasi belum diputuskan.
Ushakov mengungkap Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Rubio berencana melakukan panggilan telepon beberapa hari mendatang. Para pemimpin, kata Trump, membahas kemungkinan perdagangan AS-Rusia jika perang berakhir.
Perkembangan ini menunjukkan Trump bersedia memberi kesempatan kedua melalui diplomasi sebelum mengizinkan langkah agresif terhadap Moskwa, meski upayanya sejauh ini belum berhasil.
Percakapan tersebut terjadi sehari sebelum pertemuan Trump di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang mendesak presiden AS untuk menjual rudal jarak jauh Tomahawk pada negaranya yang dapat menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
Zelenskiy mengatakan serangan semacam itu akan membantu memaksa Putin bernegosiasi guna mengakhiri invasinya ke Ukraina, yang kini memasuki tahun keempat. Trump juga baru-baru ini menunjukkan kesediaan untuk meningkatkan tekanan pemimpin Rusia tersebut, dengan mengisyaratkan memberikan akses Ukraina ke Tomahawk.
Nada bicara Trump pada Kamis berbeda. Dia tampak menunjukkan bahwa ia enggan membagikannya dengan Kyiv setelah membahas topik tersebut dengan Putin.
"Kita punya banyak, tetapi kita membutuhkannya. Maksud saya, kita tidak bisa menghabiskannya untuk negara kita," kata Trump.
Zelenskiy berpendapat bahwa ancaman rudal Tomahawk mendorong Putin untuk duduk di meja perundingan.
"Kita sudah bisa melihat bahwa Moskwa terburu-buru untuk melanjutkan dialog begitu mendengar tentang rudal Tomahawk," tulis Zelenskiy di media sosial.
Trump mengatakan ia akan membagikan detail percakapannya dengan Putin kepada Zelenskiy. Trump sudah meminta pendapat Putin tentang penyediaan ribuan rudal AS ke Ukraina, dan pemimpin Rusia itu "tidak menyukai ide tersebut."
"Anda pikir dia akan berkata, 'Saya senang jika Tomahawk diarahkan ke saya?' Saya pikir tidak," ujar Trump.
Serangan udara besar-besaran semalam di Ukraina menjelang panggilan telepon Trump-Putin "mengungkap sikap nyata Moskwa terhadap perdamaian," kata Duta Besar Ukraina untuk AS, Olga Stefanishyna, dalam pernyataan, menyebutnya "pukulan langsung terhadap upaya perdamaian yang dipimpin Presiden Trump."
Trump kini fokus pada operasi militer Putin setelah mengamankan gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas. Mengakhiri perang di Gaza dan Ukraina merupakan janji kampanye inti Trump pada 2024, dan dia telah mengaku frustrasi pada Putin karena menolak menghentikan pertempuran atau bertemu langsung Zelenskiy untuk melakukan perundingan damai.
Terinspirasi kesepakatan yang ia capai di Timur Tengah, Trump menyatakan keyakinannya lagi bahwa ia bisa mencapai hasil serupa di Ukraina. Para kritikus presiden menuduhnya berulang kali terjebak dalam rayuan palsu Putin, yang tampaknya tidak tertarik untuk mengakhiri operasi militernya.
"Saya benar-benar yakin bahwa keberhasilan di Timur Tengah akan membantu negosiasi kita untuk mengakhiri perang dengan Rusia/Ukraina," tulis Trump di media sosial.
Tomahawk merupakan salah satu senjata tercanggih di gudang senjata AS, dan akan memperluas jangkauan pasukan Kyiv terhadap target Rusia dan meningkatkan penderitaan yang dirasakan Moskwa. "Saya mungkin akan berkata, 'Lihat, jika perang ini tidak diselesaikan, saya mungkin akan mengirim Tomahawk kepada mereka'," kata Trump baru-baru ini.
Trump pernah sesumbar selama kampanye tahun lalu bahwa ia dapat mengakhiri invasi Rusia pada hari pertamanya kembali ke Gedung Putih. Meski telah beberapa kali berbicara dengan Putin—termasuk KTT Alaska— target tersebut terbukti sulit dicapai.
Putin tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia berkompromi, justru terus melancarkan serangan terhadap Ukraina. Pasukannya menyerang infrastruktur energi Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Dampak kehancurannya, terutama mendekatnya cuaca musim dingin, untuk melemahkan moral penduduk sipil. Lebih dari separuh produksi gas domestik Ukraina musnah akibat serangkaian serangan pada Oktober.
Dalam pertemuan dengan Trump pada Jumat, percakapan tatap muka keempat kali tahun ini, Zelenskiy diperkirakan akan memperbarui permohonannya untuk sistem pertahanan udara, senjata jarak jauh, dan bantuan pengadaan pasokan energi baru.
Dia juga diperkirakan akan menawarkan kemitraan produksi drone dan penggunaan jaringan distribusi pipa minyak negara tersebut, guna menjaga keberpihakan pemimpin AS itu pada Ukraina.
Pada saat yang sama, Zelenskiy siap mengulangi seruan kepada Trump untuk memperketat sanksi terhadap Rusia. Langkah ini enggan dilakukan pemimpin AS tersebut.
Setelah percakapan telepon para pemimpin tersebut, Pemimpin Mayoritas Senat AS John Thune mengatakan ia siap mengadakan pemungutan suara mengenai undang-undang yang menjatuhkan sanksi pada negara-negara yang berdagang dengan Rusia "segera," tetapi menolak untuk menentukan jadwal, hanya mengungkap ia akan melakukannya dalam "30 hari ke depan."
Trump mengatakan berencana memberi tahu Thune dan Ketua DPR Mike Johnson tentang percakapan teleponnya. Dia menyiratkan mungkin tidak ingin anggota parlemen mendorong RUU tersebut, mengatakan "ini mungkin bukan waktu yang tepat."
Trump fokus pada langkah-langkah unilateral untuk mendesak Moskwa, mendesak sekutu AS untuk berhenti membeli minyak Rusia yang mendanai mesin perangnya. Presiden mengklaim India setuju mengambil langkah tersebut, tetapi Kementerian Luar Negeri negara itu mengaku tidak mengetahui adanya diskusi, di mana Trump mengatakan Perdana Menteri Narendra Modi membuat janji tersebut.
Trump dan Zelenskiy berselisih secara terbuka selama pertemuan di Ruang Oval pada Februari lalu. Namun, hubungan antara kedua pemimpin tersebut membaik seiring meningkatnya kekesalan Trump terhadap Putin.
Zelensky berencana bertemu dengan anggota Kongres dan pejabat militer di Washington. Pemimpin Ukraina itu juga akan menemui para eksekutif energi atas dorongan Trump.
(bbn)

































