"Kalau saya mengurangi utang bagaimana? Kalau saya tidak perlu kenapa harus terbitkan sesuai target di depan? Saya mencegah inefisiensi budget dengan menerbitkan surat utang tambahan yang uangnya tidak dipakai," tegas Purbaya.
Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini bahkan membuka peluang untuk tidak meneruskan langkah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau skema utang negara lain pada tahun ini, jika tidak membutuhkan anggaran sampai akhir tahun.
"Jadi tidak harus diambil uangnya di sana. Artinya tidak diteruskan penerbitan utangnya atau skema utangnya," kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan realisasi utang negara sampai September 2025 tercatat Rp458 triliun. Angka ini melonjak 31,7% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Menurut porsinya, jumlah utang pemerintah pada sembilan bulan pertama tahun ini tercatat 69,2% dari target pembiayaan anggaran sepanjang 2025 yang sebesar Rp662 triliun.
"Pembiayaan anggaran sampai akhir September Rp458 triliun," ujar Purbaya dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta, Selasa (14/10/2025).
Secara keseluruhan, APBN 2025 mengalami defisit Rp371,5 triliun per akhir September 2025 atau 1,56% terhadap produk domestik bruto (PDB). Kendati demikian, posisi keseimbangan primer masih mencatat surplus Rp18 triliun.
"Defisit anggaran 1,56% terhadap PDB. Keseimbangan primer surplus Rp18 triliun," ujar Purbaya.
Realisasi defisit APBN sampai akhir September tercatat Rp371,5 triliun atau melonjak 52,7% dibanding posisi defisit periode yang sama tahun lalu. Angka ini memiliki porsi 56,1% dibanding target defisit sepanjang 2025 yang sebesar -Rp662 triliun atau 2,78% terhadap PDB.
Defisit anggaran terjadi akibat realisasi pendapatan negara lebih rendah dibanding realisasi belanja negara.
Realisasi penerimaan negara sampai Akhir September tercatat Rp1.863,3 triliun atau merosot 7,2% dibanding realisasi pendapatan negara pada periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan porsinya, tercatat 65% dari target terbaru 2025 Rp2.865,5 triliun.
Di sisi lain, realisasi belanja negara sampai Akhir September 2025 tercatat Rp2.234,8 triliun atau menyusut 0,8%. Porsinya 63,4% dari target sepanjang tahun, yakni Rp3.527,5 triliun.
(lav)































