Logo Bloomberg Technoz

Salah satu pelari yang enggan disebutkan namanya mengaku pernah mengikuti acara serupa bersama komunitasnya di Bali. 

“Pernah, with my community in Bali @laripagibali. Seru dong, kalo capek nggaknya tergantung komunitasnya gimana, jarak larinya berapa, dan gimana cara mereka bawain acaranya. Kalo seru, jauh juga tetap seru,” tulisnya di Threads.

Ia menilai, suasana dan energi positif peserta lebih berpengaruh dibanding jarak tempuhnya.

Namun, tak semua pelari sepakat. Mas Hasbi, seorang karyawan swasta yang rutin mengikuti lari jarak menengah, menilai fenomena seperti itu masih jarang di Indonesia. 

“Di sini mah paling abis lari terus ngopi atau makan bubur. Kayaknya nggak ada yang langsung party kayak gitu. Lagian, emang ada coffee shop pagi-pagi yang udah siapin DJ?” ujarnya sambil tertawa. 

Ia menambahkan, tubuh butuh waktu untuk pulih setelah lari, terutama jika menempuh jarak panjang. Bagi Hasbi, beraktivitas setelah lari tetap sah-sah saja selama masih dalam batas wajar. 

“Kalau biasa lari 5k atau 10k, abis itu nongkrong masih kuat. Tapi kalau lari 15k atau lebih, mending istirahat aja biar nggak cedera,” katanya. 

Ia menilai, tubuh pelari punya batas masing-masing yang sebaiknya tidak dipaksakan hanya demi ikut tren.

Sementara itu, Devy — seorang jurnalis dan pelari rekreasional — punya pandangan berbeda. 

“Menurut gua, kalo abis lari party ya gapapa aja, karena mood lagi bagus-bagusnya. Itu salah satu cara menyalurkan rasa bahagia juga,” ujarnya.

Ia menilai kegiatan seperti ini bisa jadi bentuk apresiasi terhadap diri sendiri setelah berolahraga, asalkan tetap menjaga keseimbangan tubuh.

Fenomena Rave After Run pada akhirnya menunjukkan bahwa olahraga tak selalu berakhir di garis finis. Ada dimensi sosial dan emosional yang ikut menyertainya. Bagi sebagian orang, setelah lari adalah momen untuk merayakan pencapaian, bukan sekadar beristirahat.

Beberapa komunitas lari di Indonesia kini mulai mencoba memadukan olahraga dengan hiburan ringan. Di Jakarta, Bandung, hingga Bali, acara seperti run and brunch atau morning run and chill mulai bermunculan. Meski belum sampai ke level pesta besar, tren semacam ini menandai perubahan gaya hidup baru: olahraga yang tak hanya menyehatkan, tapi juga menyenangkan.

(dec/spt)

No more pages