Logo Bloomberg Technoz

Evaluasi Pajak

Tri juga akan mengevaluasi aspek perpajakan ekspor-impor komoditas emas. Hal tersebut dilakukan merespons anggapan bahwa para produsen emas Tanah Air lebih memilih mengekspor emas alih-alih memasok kebutuhan dalam negeri.

“Saya belum tahu komposisinya seperti apa; antara dia beli di dalam negeri sama ini [impor],” ucap Tri.

Sebelumnya, Tri menegaskan siap mengevaluasi ekspor emas Antam usai perseroan melaporkan masih mengimpor sekitar 30 ton emas per tahun untuk memenuhi permintaan domestik lantaran pasokan dari dalam negeri tidak mencukupi.

Dalam kaitan itu, Kementerian ESDM siap mengevaluasi ekspor emas Antam jika diperlukan, demi menekan besaran impor emas yang dilakukan Antam.

“Ekspor nanti kita coba lihat; siapa saja yang ekspor? Terus mekanisme apakah? Kalau misalnya nanti biayanya seperti apa? Apakah impor ada tax, ekspor ada tax? Atau seperti apa? Nanti yang menguntungkan kan artinya yang menguntungkan itu seperti apa? Nah, itu yang kita putuskan,” kata Tri ditemui di kantor BPH Migas, awal Oktober.

Adapun, Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan sebagian besar impor emas ANTM dilakukan dari Singapura dan Australia.

“Produksi di dalam negeri 90 ton, sebagian dijual ke perusahaan perhiasan dan ada juga yang diekspor,” kata Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di parlemen, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Hanya saja, dia membeberkan, kapasitas produksi emas perseroan sekitar 1 ton per tahun dari tambang bawah tanah Pongkor, Jawa Barat. Manajemen Antam pun menahan produksi pada level tersebut lantaran cadangan emas di Pongkor tinggal 5 ton.

Tambang emas Antam yang telah memasuki fase pascatambang itu diperkirakan memiliki sumber daya emas sekitar 26 ton.

"Jadi emas yang dihasilkan oleh Antam, ditambang oleh Antam, itu cuma 1 ton setahun. Sementara itu, kebutuhan masyarakat, tahun lalu 37 ton, sekarang 43 ton," tuturnya.

Kendati demikian, dia menegaskan, emas yang dibeli dari Singapura dan Australia itu terdaftar dalam London Bullion Market (LBMA). Perusahaan-perusahaan yang terafiliasi meliputi bullion bank, refinery, maupun trader.

Selain impor, dia menerangkan, perseroan turut mendapat pasokan emas dari upaya pembelian kembali atau buyback logam mulia itu dari masyarakat, serta pembelian emas dari penambang lokal.

“Beberapa perusahaan, seperti Indo Muro [PT Indo Muro Kencana] kemudian juga NHM [PT Nusa Halmahera Minerals] dan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menambang emas, mereka memurnikan di Antam, kemudian kita menawarkan [untuk dibeli]," jelasnya.

Pabrik pemurnian logam mulia PT Freeport Indonesia, Gresik., Senin (17/3/2025). (Tangkapan Layar Youtube Setpres)


Bangun Pabrik

Di sisi lain, Antam tengah mengejar kontruksi pabrik pencetakan emas di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Proyek dengan nilai investasi mencapai US$70 juta atau sekitar Rp1,1 triliun itu ditargetkan dapat mengurangi ketergantungan impor emas perseroan saat ini, dengan menyerap pasokan emas domestik dari Freeport.

Manajemen Antam menargetkan pabrik pencetakan emas itu bisa beroperasi pada kuartal IV-2027. Proyek itu kini masuk tahap prakonstruksi.

Rencanannya, pabrik itu bakal menghasilkan 5 juta keping logam mulia batangan dan koin serta emas industri setiap tahunnya.

Untuk diketahui, sepanjang semester I-2025, penjualan emas melesat 163% secara tahunan menjadi Rp49,54 triliun, setara 84% dari total pendapatan perseroan.

Seiring dengan cadangan emas yang tipis dari Blok Pongkor, Antam belakangan bergantung pada impor untuk memenuhi permintaan emas di dalam negeri.

Menurut kalkulasi Antam, porsi pengadaan emas dari pasar impor mencapai 78% pada paruh pertama 2025, sementara pasokan domestik mengambil porsi 22%.

Di sisi lain, Antam belakangan tengah mengincar tiga wilayah tambang emas untuk diakuisisi, menyusul makin tipisnya umur tambang atau life of mine (LoM) emas eksisting Antam.

Sejumlah blok tambang emas yang diperkirakan potensial untuk diakuisisi Antam tersebar di Aceh, Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

(azr/wdh)

No more pages