“Ini adalah contoh klasik dari ‘tidak ada yang keberatan dengan hal itu sampai Presiden Trump setuju melakukannya,’” kata Sacks, dikenal juga sebagai investor modal ventura yang bergabung dengan Gedung Putih pasca Trump terpilih.
Dalam perlombaan AI, Sacks mengatakan Amerika perlu mempertahankan keunggulannya atas China dalam pangsa pasar global teknologi yang sedang berkembang. Dia mengkritik upaya administrasi Biden untuk membatasi penjualan semikonduktor melalui kerangka kerja difusi AI yang dibatalkan oleh Trump pada Mei.
Ekspor infrastruktur AS ke Timur Tengah dan pasar lain akan memaksimalkan jumlah pengguna pada tumpukan teknologi Amerika dan membantu menahan China, kata Sacks. “Jika ada, kebijakan Presiden Trump mengisolasi China dari Timur Tengah, sementara kebijakan pemerintahan sebelumnya memaksa negara-negara ini ke China,” katanya.
Sacks menyambut baik kesepakatan yang diumumkan Senin antara AMD dan OpenAI untuk membangun infrastruktur AI hingga enam gigawatt dalam beberapa tahun ke depan.
“Kita lihat di sini bahwa booming AI ini terus berlanjut dan mendorong bisnis ke level baru,” katanya. Ia sebut bahwa pihak-pihak terkait tidak berkonsultasi dengan Gedung Putih mengenai kesepakatan tersebut.
Sacks lantas membela CEO Nvidia, Jensen Huang, yang mendapat kritik setelah menyerang para “China Hawk” dalam komentarnya di podcast BG2, dimana Huang menyarankan bahwa julukan itu merupakan pertanda ketidakmauan untuk berkolaborasi dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Sacks mengatakan bahwa komentar-komentar tersebut telah di luar konteks.
“Biarkan saya katakan kepada semua orang yang mengkritik Jensen: Apa yang telah kalian lakukan untuk membantu kita memenangkan perlombaan kecerdasan buatan? Saya tidak bisa memikirkan aset strategis yang lebih penting dalam perlombaan kecerdasan buatan daripada Nvidia dan Jensen sendiri.”
(bbn)

































