Logo Bloomberg Technoz

LPG 3 Kg Sering Kena Markup, Kebijakan Satu Harga Dinilai Urgen

Azura Yumna Ramadani Purnama
07 October 2025 10:00

Petugas menurunkan LPG 3 kg dari truk di Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petugas menurunkan LPG 3 kg dari truk di Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Center of Reform on Economics (Core) memandang implementasi wacana program LPG 3 Kg Satu Harga di setiap provinsi makin mendesak dilakukan, demi memberantas praktik penggelembungan atau markup harga jual Gas Melon hingga di tingkat konsumen. 

Ekonom CORE Ishak Razak menjelaskan harga LPG 3 Kg, ketika sampai di tingkat eceran, seringkali mencapai lebih dari dua kali lipat harga resmi dari PT Pertamina Patra Niaga (PPN) yaitu senilai Rp12.750/tabung.

"Untuk menjaga harga mendekati Rp12.750, beberapa langkah bisa diambil. Dalam jangka menengah, skema LPG 3 Kg Satu Harga secara nasional dengan subsidi langsung ke konsumen [bisa diimplementasikan],” kata Ishak ketika dihubungi, Selasa (7/10/2025).


Sembari menjalankan program LPG 3 Kg Satu Harga, kata Ishak, pemerintah juga perlu memperketat pengawasan harga eceran tertinggi (HET) dengan memberikan sanksi tegas bagi pedagang yang melakukan penggelembungan harga.

Adapun, penggelembungan harga Gas Melon sendiri ditengarai terjadi akibat tingginya biaya logistik, hingga permainan pedagang yang mengambil keuntungan yang terlalu tinggi.

Pekerja merapihkan tabung LPG 3 kg (gas melon) di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)