FCX melaporkan bahwa selama insiden tersebut terdapat aliran longsor material basah sekitar 800.000 ton yang masuk ke Grasberg Block Cave dari bekas tambang terbuka Grasberg.
Longsoran tersebut juga bergerak ke beberapa tingkat tambang, termasuk ke tambang tempat tujuh pekerja sedang melakukan aktivitas.
“Untuk memprioritaskan pencarian, operasi penambangan di distrik mineral Grasberg telah ditangguhkan sementara sejak 8 September, seperti yang telah dilaporkan sebelumnya,” tegas manajemen FCX.
Lebih lanjut, manajemen FCX menyampaikan bahwa Freeport Indonesia sedang menyelidiki insiden tersebut untuk mengidentifikasi penyebab longsor.
Penyelidikan diklaim melibatkan ahli dari pihak eksternal dan akan fokus mencari akar masalah untuk mencegah terjadinya insiden serupa.
“PTFI memperkirakan penyelidikan ini akan selesai pada akhir tahun 2025,” ungkap manajemen FCX.
Dalam kaitan itu, manajemen FCX menegaskan operasi tambang Grasberg Block Cave baru bisa pulih sepenuhnya pada 2027.
“Belum ada pembaruan terhadap penilaian tersebut. Informasi lebih lanjut akan diumumkan seiring berjalannya penyelidikan dan selesainya penilaian kerusakan,” tegasnya.
Sebelumnya, Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menemukan dan mengevakuasi tiga jenazah pekerja PTFI pada Minggu (5/10/2025), dari lokasi insiden luncuran material basah di Tambang Bawah Tanah GBC di Tembagapura, Mimika,Papua Tengah.
Jenazah ditemukan pada rentang waktu berbeda. Sekitar pukul 12.00 WIT ditemukan satu jenazah yang diidentifikasi sebagai Victor Bastida Ballesteros, warga negara Republik Cile dan sekitar pukul 16.53 WIT ditemukan dua jenazah lainnya, yang masih dalam proses identifikasi oleh tim medis dan pihak kepolisian.
"Atas nama perusahaan dan pribadi, saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang telah berada di Tembagapura sejak 14 September 2025 lalu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kekuatan dan ketabahan bagi kita semua," ujar Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam keterangan resmi.
Manajemen PTFI melaporkan insiden longsor itu terjadi pada 8 September 2025 sekitar pukul 22.00 WIT yang menutup jalur akses, menyebabkan tujuh pekerja terjebak.
Lalu, dua pekerja ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Sabtu (20/9/2025) pukul 08.45 WIT. Berdasarkan identifikasi tim medis bersama pihak kepolisian, keduanya adalah Wigih Hartono dan Irawan, teknisi listrik dari PT Cita Contract.
Adapun, sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menyampaikan bahwa dari tujuh pekerja yang terjebak di area tambang GBC, dua orang di antaranya berstatus warga negara asing.
Dia merinci salah satunya merupakan pekerja asal Cile, sementara seorang lainnya berasal dari Afrika Selatan. Adapun lima pekerja lainnya dipastikan merupakan tenaga kerja Indonesia.
Sekadar catatan, Freeport-McMoRan Inc memperkirakan pemulihan operasi tambang emas dan tembaga bawah tanah GBC baru bisa dicapai sepenuhnya pada 2027.
Menurut keterangan resmi emiten tambang berkode FCX di New York Stock Exchange (NYSE) itu, insiden longsoran lumpur bijih membuat infrastruktur pendukung produksi di GBC rusak.
(azr/naw)































