Logo Bloomberg Technoz

USSEC Sebut Potensi Impor Kedelai RI Dari AS Bisa Naik Karena MBG

Merinda Faradianti
02 October 2025 19:40

Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tahu di Duren Tiga, Jakarta, Jumat (24/11/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja membersihkan kedelai yang akan dibuat menjadi tahu di Duren Tiga, Jakarta, Jumat (24/11/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - US Soybean Export Council (USSEC) mengatakan bahwa potensi impor kedelai Indonesia dari Amerika Serikat bisa saja mencatatkan kenaikan imbas adanya program Makan Bergizi Gratis. Hal ini juga berkaitan dengan budaya kuliner Indonesia yang banyak menjadikan kedelai sebagai bahan makanan yang digemari.

"Permintaan konsumen yang kuat serta budaya kuliner yang lekat dengan pangan berbahan kedelai, seperti tempe dan tahu menjadi pendorong utama impor kedelai," kata USSEC Regional Director, Southeast Asia & Oceania, Timothy Loh, Kamis (2/10/2025).

Dalam risetnya, mereka juga menyebut bahwa pemerintah Indonesia kini tengah berfokus untuk memperkuat asupan gizi nasional melalui program makan bergizi gratis yang menargetkan 83 juta anak-anak dan ibu hamil hingga 2029. Selain itu, MBG juga diharapkan bisa mendukung produk pertanian lokal.

Menurut USSEC, upaya tersebut sejalan dengan tujuan Indonesia untuk memperkuat swasembada pangan sekaliogus mempromosikan konsumsi produk kaya nutrisi termasuk makanan berbasis kedelai, yang bisa menstimulasi permintaan impor kedelai, termasuk ke Amerika Serikat.


Tercatat, pada tahun pemasaran 2023/2024, kawasan Asia Tenggara mengimpor sekitar 9,08 juta metrik ton (MMT) kedelai utuh dan 20,89 MMT bungkil kedelai.

“Asia Tenggara terus menjadi kawasan penting bagi pertumbuhan kedelai Amerika. Didorong oleh meningkatnya permintaan kelas menengah yang berkembang dan konsumsi protein yang kian besar,” tambahnya.