Adapun andai rupiah melemah, maka target support terdekat adalah Rp 16.650/US$. Penembusan di level ini berisiko menyeret rupiah menuju Rp 16.700/US$ sebagai support psikologis.
Rupiah sepertinya mampu memanfaatkan kelesuan dolar AS. Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,01% ke 97,767.
Indeks ini sudah turun empat hari beruntun. Dalam seminggu terakhir, Dollar Index terpangkas nyaris 1%.
Pelemahan dolar AS terjadi seiring penutupan sementara (shutdown) pemerintahan Negeri Adidaya. Gagal memenuhi tenggat anggaran 1 Oktober, pemerintahan Presiden Donald Trump resmi shutdown.
Gedung Putih telah memberi perintah kepada kementerian/lembaga untuk mengeksekusi shutdown. Artinya, pemerintah hanya akan mampu memenuhi fungsi-fungsi dasar. Salah satu hal yang akan tertunda selama shutdown adalah rilis sejumlah data ekonomi seperti kondisi ketenagakerjaan dan inflasi.
Padahal dua data itu menjadi kunci bagi bank sentral Federal Reserve untuk menentukan arah kebijakan moneter. Ketiadaan data akan membuat pasar berjalan dalam kondisi gelap-gulita, tidak ada arahan.
Dinamika ini membuat pelaku pasar masih memasang posisi jual terhadap aset-aset berbasis dolar AS. Akibatnya, nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam makin lemah.
(aji)
