Hal ini terjadi karena banyak manajemen dari BUMN yang justru menambahkan bonus atau tantiem kepada dirinya sendiri saat perusahaan merugi.
“Dia kira itu perusahaan nenek moyang? perusahaan rugi dia tambah bonus untuk dirinya sendiri, brengsek bener itu. Saya mau kirim kejaksaan dan KPK untuk kejar-kejar itu,” ujar Prabowo dalam Penutupan Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera, Senin (29/9/2025).
Tak hanya itu, Kepala Negara meminta agar BUMN melakukan bersih-bersih dan memperbaiki kinerja. Hal ini terjadi karena banyak aset negara yang diduga disembunyikan. Padahal, Prabowo mengeklaim, aset negara mencapai US$1.000 miliar atau US$1.000 miliar. Kepala Negara memberikan kesempatan 2–3 tahun agar BUMN bisa dibersihkan.
“Kalau aset kita 100, harusnya tidap tahun kita dapat 10%. Jadi dari US$1000 miliar harusnya dapat US$100 miliar dolar tiap tahun atau Rp1.600 triliun,” ujarnya.
“Kalau dari 5%, harusnya US$50 miliar, berati Rp800 Triliun, tidak defisit kita. Tidak juga 5%, ya sudah 3%, tidak juga. Kita kasi target mereka ini dalam 3 tahun kita tunggu kita tunggu hasil mereka.”
(dov/frg)






























