Adapun saham perindustrian yang melaju pesat adalah, saham PT Tanah LautTbk (INDX) melejit 21%, saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) melesat kenaikan 19%, dan juga saham PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (AMIN) terbang 9,74%.
Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, saham PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) menguat 31,4%, saham PT Timah Tbk (TINS) lompat 22,1%, serta saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menguat 11,8%.
Saham LQ45 yang berisikan saham–saham unggulan berhasil ikut menguat dan menetap di zona hijau antara lain, saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melesat kenaikan 2,76%, dan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) terbang 1,78%.
Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menguat 1,29%, dan juga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melesat kenaikan 1,1%.
Adapun Bursa Saham Asia bervariasi pada perdagangan hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong melejit 1,37%, Shanghai Composite terapresiasi 0,83%, NIKKEI 225 melesat 0,3%, TOPIX Jepang menguat 0,23%, Kospi melemah 0,4%, dan Strait Times Singapore turun 0,29%.
Sentimen IHSG Sepanjang Hari
Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell tidak memberi sinyal terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan selanjutnya.
Powell menegaskan masih ada risiko di pasar tenaga kerja dan inflasi. Ia menekankan para pembuat kebijakan menghadapi jalur sulit dalam mempertimbangkan langkah pelonggaran lanjutan, seperti yang diberitakan Bloomberg News.
Sejumlah pembuat kebijakan semakin cemas terhadap risiko pelemahan pasar tenaga kerja. Namun, sebagian lain tetap fokus pada kemungkinan inflasi di atas target yang bisa terdorong lebih tinggi oleh tarif dan kebijakan lain.
Gubernur The Fed Michelle Bowman mengatakan, Bank Sentral perlu bertindak tegas menurunkan suku bunga seiring pelemahan pasar tenaga kerja. Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menilai inflasi masih akan meningkat, senada dengan pandangan Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee.
“Risiko jangka pendek terhadap inflasi cenderung meningkat, sementara risiko terhadap lapangan kerja justru menurun — ini situasi yang menantang,” kata Powell dalam pidatonya di Greater Providence Chamber of Commerce, Rhode Island, Selasa.
“Terjadi perlambatan signifikan baik pada pasokan maupun permintaan tenaga kerja — perkembangan yang tidak biasa dan penuh tantangan,” papar Powell.
“Dalam pasar tenaga kerja yang saat ini kurang dinamis dan cukup melemah, risiko penurunan lapangan kerja meningkat.”
(fad)





























