Terlebih lagi, Hingga perdagangan siang ini, saham EMAS berhasil mencatat nilai transaksi tertinggi. Nilainya melampaui PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang tergabung sebagai saham–saham unggulan LQ45.
Nilai transaksi EMAS mencapai Rp105 miliar setelah sebanyak 29 juta saham diperjualbelikan. Sementara itu, nilai transaksi BBNI sebesar Rp91 miliar setelah sebanyak 21 juta saham ditransaksikan 5.808 kali jual–beli.
Emiten EMAS Merugi dan Tak Janji Dividen
Di samping itu, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) masih mencatat rugi sejak 2022, tak menjanjikan dividen, dan mayoritas dana IPO dialokasikan untuk membayar utang.
Biarpun demikian, minat investor terhadap IPO EMAS terbilang masif dengan partisipasi 406.231 pihak, mencapai jumlah saham yang masuk pesanan 7,48 miliar saham atau 4,62 kali lebih tinggi dibandingkan saham yang dilepas.
Community and Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus menyebut kelebihan permintaan IPO emas mencapai 148,5x.
“Tepatnya oversubscribed 148,5x,” katanya kepada Bloomberg Technoz, Selasa.
Kondisi kelebihan permintaan terjadi saat IPO EMAS bertujuan untuk penghimpunan dana guna pembayaran utang ke induk usaha. Perseroan juga tidak dapat menjanjikan pembagian dividen dalam tempo dekat lantaran masih mencatat kerugian dalam dua tahun.
Sejak 2022, EMAS masih membukukan rugi bersih sehingga belum pernah melakukan pembagian dividen. Perusahaan juga mengingatkan, adanya potensi perjanjian pembiayaan di kemudian hari bisa semakin mempersempit ruang untuk menyalurkan dividen kepada pemegang saham.
Manajemen menekankan, tidak ada kepastian perusahaan mampu membayar dividen maupun jaminan Direksi dan pemegang saham akan menyetujui distribusinya. Dengan kondisi itu, potensi imbal hasil bagi investor hanya bisa diharapkan dari kenaikan harga saham di pasar, yang sifatnya pun tidak pasti.
Adapun, sebagian besar dana hasil penghimpunan modal akan digunakan untuk melunasi kewajiban kepada induk usaha, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), senilai US$260 juta atau sekitar Rp4,26 triliun.
Selain itu, mencapai US$20 juta (Rp328,4 miliar) akan dialokasikan ke PT Pani Bersama Tambang, dan jumlah yang sama ke PT Puncak Emas Tani Sejahtera sebagai tambahan modal kerja.
(fad/aji)






























