Kehadirannya akan membuka peluang lebih luas bagi pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan digital, UMKM berbasis daring (online), sampai akses hiburan dan informasi bagi masyarakat di pelosok yang selama ini sulit terjangkau.
Peluncuran N5 disebut menjadi tonggak sejarah baru seusai Palapa A1 pada 1976 silam, Nusantara Satu pada 2019, dan SATRIA-1 pada 2023 lalu. Dengan Satelit Nusantara Lima, Indonesia menegaskan diri bukan hanya konsumen, tetapi juga pengelola teknologi satelit yang menghadirkan manfaat langsung bagi rakyat sekaligus memperkokoh posisi bangsa sebagai pusat konektivitas digital di kawasan Asia Pasifik.
Meutya menuturkan, peluncuran N5 sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang sejak awal menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi. Transformasi digital adalah program strategis agar seluruh rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat pembangunan secara merata.
Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI memastikan registrasi orbit, sekaligus menjaga kedaulatan nasional dalam pengelolaan satelit ini.
(far/wep)
































