Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 3.636,6/troy ons. Bertambah 0,02% dari hari sebelumnya.
Meski hanya naik tipis, tetapi harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Harga aset ini juga resmi menguat tiga hari berturut-turut.
Perkembangan di Amerika Serikat (AS) menjadi pengungkit harga emas. US Bureau of Labor Statistics memperkirakan penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) di Negeri Adidaya pada Januari-Maret tahun ini kemungkinan akan lebih rendah dari yang dilaporkan sebelumnya.
Pada Januari-Maret, dilaporkan bahwa perekonomian AS menciptakan hampir 1,8 juta lapangan kerja non-pertanian. Namun berdasarkan proyeksi terakhir, mungkin ada pemangkasan sebanyak 911.000 Ini adalah pemangkasan terbesar dalam sejarah pencatatan.
Perkembangan ini menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS tidak baik-baik saja. Ada perlambatan yang signifikan.
Oleh karena itu, kebutuhan akan berbagai stimulus makin membesar. Termasuk stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
Pasar memperkirakan bank sentral Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun ini. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan Federal Funds Rate berada di 3,5-3,75% pada akhir 2025 mencapai 61,2%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)































