Menakar Stabilitas Fiskal RI 2026 di Executive Business Luncheon
Bloomberg Technoz, Jakarta - Technoz Studio, Event organizer di bawah Bloomberg Technoz (www.bloombergtechnoz.com) yang menghadirkan acara berkualitas tinggi berbasis riset, data, dan storytelling menghadirkan Executive Business Luncheon 2025, forum eksklusif yang mempertemukan regulator, ekonom, dan pelaku industri untuk membahas arah kebijakan fiskal jelang 2026.
Dengan tema Navigating Indonesia's Growth Through Fiscal Discipline, acara ini memberikan ruang dialog strategis mengenai fondasi disiplin fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Gelaran yang berlangsung pada 5 Desember 2025 di Roemah Kuliner Jakarta ini menghadirkan tiga pembicara utama: Andriansyah, Direktur Strategis Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi DJSEF Kemenkeu; Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank, serta Ibrahim Khoilul Rohman, Head of IFG Progress.
Forum ini menjadi ajang bagi peserta untuk memperoleh gambaran langsung terkait kebijakan fiskal, risiko ekonomi global, dan peluang pertumbuhan dalam periode mendatang. Diskusi yang berlangsung interaktif memperkaya perspektif lintas sektor.
Dalam paparannya, Andriansyah menegaskan komitmen pemerintah menjaga disiplin fiskal sebagai prinsip utama pengelolaan APBN. "Kami melihat bahwa dari defisit untuk 2026 itu sebesar 2,68%. Pak Purbaya (Menteri Keuangan) juga berkomitmen untuk menjaga fiscal rules, yakni defisit maksimal 3% dan rasio utang 60%," ujar Andriansyah menanggapi pertanyaan peserta terkait strategi fiskal pemerintah.
Ia menekankan bahwa pemerintah telah menyiapkan rangkaian strategi untuk memastikan konsistensi fiskal. "Beberapa di antaranya adalah menggenjot penerimaan negara, melakukan belanja yang efisien, serta menjaga pembiayaan untuk mendukung defisit 2,68% pada tahun depan," tambahnya.
Menurutnya, penguatan disiplin fiskal dan pengelolaan utang yang prudent menjadi faktor yang memastikan ketahanan ekonomi nasional. Langkah ini juga dinilai mampu memperkuat pembiayaan pembangunan jangka panjang pada sektor-sektor prioritas.
Investor Global Beri Respons Positif pada Kedisiplinan Fiskal RI
Chief Economist PermataBank Josua Pardede menilai konsistensi kebijakan fiskal pemerintah menjadi kunci kepercayaan investor global. "Saat pandemi Covid-19, kita punya kelonggaran sampai batas 2022. Tapi satu tahun sebelumnya, kita sudah bisa kembali ke defisit fiskal 3%," tutur Josua.
Ia menyebutkan bahwa langkah cepat pemerintah kembali ke jalur fiskal sehat menjadi sinyal kuat bagi pasar internasional. "Sebenarnya itu salah satu hal yang direspons positif bagi para investor asing yang melihat dan tetap memberi rating investment grade," imbuhnya.
Mengenai proyeksi fiskal tahun depan, Josua menyampaikan bahwa posisi Indonesia diperkirakan tetap terjaga. "Dengan demikian, pihaknya melihat bahwa defisit fiskal pada tahun depan akan cenderung berada pada batas 3%, tepatnya sekitar 2,7% pada tahun depan," lanjutnya.
Sementara itu, Ibrahim Khoilul Rohman menekankan bahwa konsistensi kebijakan fiskal merupakan penopang utama daya tahan ekonomi Indonesia. Ia menilai stabilitas makro menjadi fondasi memperkuat kepercayaan pasar, terutama di tengah perubahan global yang semakin cepat dan dinamis.
Executive Business Luncheon menjadi forum strategis bagi pelaku industri untuk memahami arah kebijakan fiskal secara komprehensif dan langsung dari pembuat kebijakan. Diskusi dua arah yang berlangsung intensif membantu peserta membaca peluang serta risiko ekonomi pada 2026.
Dengan menghadirkan perspektif regulator, ekonom, dan pemimpin industri, acara ini mempertegas posisi Technoz Studio sebagai penyelenggara forum premium yang menghadirkan analisis mendalam dan dialog lintas sektor.
Melalui inisiatif ini, Technoz Studio menegaskan komitmennya dalam menyediakan platform strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi Indonesia yang lebih tangguh dan berdaya saing.
(tim)























