Logo Bloomberg Technoz

Tak hanya di wilayah Jakarta, para warganet menyatakan kekosongan stok terjadi di Tangerang, Depok, Bekasi, hingga Surabaya.

Respons Bahlil

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun kembali menegaskan telah memberikan tambahan kuota impor bagi perusahaan SPBU swasta sebesar 10% dari besaran tahun lalu. 

Dia juga mengklaim tidak ada gangguan, apalagi kekosongan, stok BBM di SPBU Tanah Air; terutama selama periode atau situasi yang kurang kondusif akhir-akhir ini. 

Enggak ada [kekosongan]. Jadi gini, untuk ketersediaan BBM nasional kita, untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024. Contoh 1 juta. Pada 2025 kita berikan tambah 10% jadi 1,1 itu contoh,” kata Bahlil kepada awak media, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (1/9/2025) malam.

Dengan ditambahnya kuota impor untuk badan usaha (BU) hilir migas swasta tersebut, Bahlil menyatakan seharusnya tidak terdapat kelangkaan BBM yang terjadi di SPBU swasta.

Akan tetapi, Bahlil menyebut bahwa perusahaan SPBU swasta tersebut kembali meminta tambahan kuota impor.

Walhasil, dia menyarankan agar para pengusaha swasta tersebut tak perlu kembali mengimpor BBM, tetapi didorong untuk membeli dari perusahaan Indonesia yakni PT Pertamina (Persero).

“Namun, kalau meminta tambah, saya katakan bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi bisa dilakukan kolaborasi B2B dengan persediaan nasional,” ujar Bahlil.

Kapasitas Terbatas

Di sisi lain, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai kilang Pertamina tidak cukup untuk memasok BBM ke SPBU swasta yang belakangan kehabisan stok.

Selain kapasitas yang terbatas, Moshe menilai kilang milik Pertamina sudah cukup berumur atau terbilang tua.

“Masalahnya kapasitas kilang minyak di Indonesia pun juga sangat terbatas begitu, untuk kebutuhan Pertamina sendiri itu juga sangat ketat,” kata Moshe, Senin (1/9/2025).

“Jadi alokasinya berapa yang ada ekstra untuk misalkan BP sama Shell, itu kan juga perlu dipertimbangkan.'

Di sisi lain, President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian tidak menjelaskan penyebab pasti gangguan pasok BBM di SPBU perseroan, yang notabene merupakan kejadian yang sudah beberapa kali terulang sejak awal tahun ini.

“Produk BBM Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan,” ujarnya saat dimintai konfirmasi, medio pekan lalu.

Meski tidak menjelaskan penyebab gangguan pasok tersebut, Ingris menyebut Shell tetap berupaya memastikan kelancaran pendistribusian dan penyediaan produk BBM di jaringan SPBU-nya.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM] untuk memastikan ketersediaan produk BBM di jaringan SPBU Shell. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan kelangkaan pasokan BBM itu terjadi untuk produk BP Ultimate dengan nilai oktan RON 95 dan BP 92 dengan oktan RON 92.

“Sehingga tidak dapat melayani penjualan produk BBM secara lengkap,” kata Vanda saat dimintai konfirmasi, pertengahan pekan lalu.

Kendati demikian, Vanda menegaskan, seluruh jaringan SPBU perseroan tetap beroperasi untuk melayani produk yang tersedia dan layanan lainnya kepada pelanggan.

“Sekaligus mengoptimalkan distribusi, mencari alternatif pasokan dalam negeri, serta menyiapkan skenario operasional agar layanan pelanggan tetap terjaga,” ujarnya.

(azr/wdh)

No more pages