Logo Bloomberg Technoz

Saham–saham kesehatan berhasil mengalami penguatan 0,74%.

Sejumlah saham perindustrian yang menjadi pendorong penguatan IHSG ialah saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang melesat setinggi 25%, saham PT Voksel Electric Tbk (VOKS) dengan kenaikan 24,7%, hingga terbesarnya saham PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) menguat 18,5%.

Senada, saham teknologi juga melesat hingga mendukung penguatan IHSG, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melejit 6,57%, saham PT IndoInternet Tbk (EDGE) melesat dengan kenaikan 2,11%, dan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menguat 1,14%.

Saham–saham unggulan LQ45 yang juga bergerak pada teritori positif antara lain, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) melesat 5,24%, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menguat 5,02%, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) terbang 3,98%, dan juga saham PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) melonjak 3%.

Menyusul rekan–rekannya, saham PT  Tbk (ACES) melesat 1,75%, saham PT Astra International Tbk (ASII) terapresiasi 1,36%. Senada, saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) menguat 1,19%, dan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) meninggi 0,86%.

Adapun bursa Asia hari ini juga didominasi penguatan. Indeks CSI 300 China meninggi 1,77%, Shenzhen Comp China melesat 1,55%, Shanghai melejit 1,14%, NIKKEI 225 Jepang menguat 0,73%, TOPIX Jepang menguat 0,63%, KOSPI Korea menguat 0,29%, Strait Times Singapore terapresiasi 0,19%, dan SETI Thailand hijau 0,17%.

Penguatan IHSG sejalan dengan solidnya mata uang Indonesia rupiah hari ini, Kamis (28/8/2025), di pasar spot menyentuh level Rp16.345/US$ pada penutupan perdagangan.

Penutupan Rupiah Kamis 28 Agustus, Menguat 0,09% (Bloomberg)

Keberhasilan rupiah yang menguat pada penutupan perdagangan efek langsung dari momentum positif di tengah sentimen pasar global menguntungkan aset–aset emerging market.

Angin segar yang menerpa rupiah datang dari sentimen pasar yang cenderung berfokus pada data PDB AS dan pidato pejabat The Fed yang diagendakan pada Kamis malam setempat. Hal ini diyakini akan sedikit demi sedikit mengikis pamor aset pasar AS, dan membuat emerging asset lebih menarik.

Tuah indeks dolar AS atau DXY bergerak stagnan di zona pelemahan di 98,049, menjadi salah satu pendorong.

Mengutip riset Lloyd Chan, FX Strategist MUFG, seperti yang diwartakan Bloomberg News, Chan menyebut rupiah diproyeksikan akan stabil atau menguat tipis dalam beberapa bulan mendatang, seiring pelemahan dolar AS secara global.

Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) pun melemah 0,18%, berdasarkan data real–time Bloomberg dari perdagangan hari sebelumnya.

Luapan sentimen Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dinilai menjadi beban bagi mata uang Negeri Paman Sam. Kemarin, Presiden Donald Trump memecat Anggota Dewan Gubernur Lisa Cook imbas dugaan pemalsuan data pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Pelengseran Cook bisa menjadi pembuka jalan bagi Trump untuk menempatkan sosok yang satu frekuensi dengannya. Sudah menjadi rahasia umum Trump berhajat kebijakan moneter menjadi lebih longgar dengan suku bunga rendah.

Probabilitas Federal Funds Rate September 2025 (Sumber: CME FedWatch)

Kemungkinan penurunan suku bunga acuan pun membesar. Mengutip CME FedWatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4–4.25% dalam rapat September adalah 87,3%. Naik dibanding satu minggu lalu 75%.

(fad/ros)

No more pages