Selain itu, ketamin juga dapat memberikan efek kehilangan kesadaran, gangguan memori, dan ketidakmampuan seseorang untuk melawan atau memahami apa yang sedang terjadi karena efek sedasi (merasa tenang dan rileks), menghilangkan rasa sakit, dan amnesia (tidak ingat kejadian saat berada di bawah pengaruh obat).
Dampaknya lainnya, dapat memicu kondisi serius pada sistem saraf, termasuk disfungsi kognitif, yang terkait juga bisa mengalami gangguan mental, halusinasi, sampai gangguan kecemasan, hingga depresi, paling berbahayanya ingin mencoba bunuh diri.
Awal Mula Ditemukan Vape Mengandung Narkotika
Sebelumnya diberitakan, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengumumkan temuan kandungan narkotika dalam sejumlah produk rokok elektrik atau vape yang beredar di pasar domestik.
Hasil uji laboratorium menunjukkan beberapa sampel mengandung ketamin dan 4-EN-Pinaka, salah satu zat psikoaktif baru atau New Psychoactive Substances (NPS).
Kepala BNN Marthinus Hukom menjelaskan, pengujian dilakukan secara acak sejak bulan lalu dengan membeli berbagai merek vape di toko ritel. “Dari setiap yang dikirim itu ada beberapa yang positif,” ujarnya dalam rekaman video yang dibagikan, dikutip Sabtu (23/8/2025).
Selain uji pasar, BNN bersama Bea Cukai menelusuri pengiriman dari Prancis. Operasi controlled delivery tersebut berujung pada penemuan laboratorium rumahan yang diduga mengolah ketamin kristal menjadi cairan lipid. Di lokasi itu juga ditemukan zat lain seperti etomidat.
“Dan ternyata di situ ada semacam clandestine laboratory [laboratorium rahasia] yang sudah berhasil membuat ketamin yang kristal menjadi lipid,” ujarnya.
(dec/spt)





























