Proses pengawetan menggunakan nitrit dapat menghasilkan senyawa N-nitroso yang bersifat karsinogenik. Selain itu, daging asap juga mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang memicu pertumbuhan kanker.
Fakta penting:
-
Penelitian tahun 2019 menunjukkan daging olahan meningkatkan risiko kanker kolorektal dan kanker lambung.
-
Konsumsi rutin juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
2. Alkohol, “Pupuk” bagi Sel Kanker
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit sekalipun dapat meningkatkan risiko kanker. Saat masuk ke dalam tubuh, alkohol diuraikan oleh liver menjadi asetaldehida, senyawa beracun yang bisa:
-
Merusak DNA
-
Menyebabkan stres oksidatif
-
Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Bagi wanita, alkohol juga memicu peningkatan kadar estrogen, yang berhubungan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara reseptor estrogen positif.
Fakta penting: Studi 2015 membuktikan konsumsi alkohol berkaitan erat dengan kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, hingga kerongkongan.
3. Gula dan Karbohidrat Olahan, “Energi” bagi Kanker
Makanan manis dan karbohidrat olahan tidak hanya menyebabkan obesitas, tetapi juga menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan kanker. Jenis makanan ini antara lain:
-
Minuman bersoda dan minuman bergula
-
Kue dan roti putih
-
Pasta putih
-
Nasi putih
-
Sereal manis
Konsumsi berlebih meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang keduanya berkaitan erat dengan peradangan kronis dan stres oksidatif—dua kondisi yang memicu kanker.
Fakta penting:
-
Diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium.
-
Gula berlebih dapat mempercepat pertumbuhan kanker kolorektal
Alternatif sehat: pilih roti gandum utuh, nasi merah, pasta gandum utuh, dan biji-bijian alami.
4. Makanan yang Digoreng, Sumber Akrilamida Berbahaya
Makanan bertepung yang digoreng pada suhu tinggi menghasilkan akrilamida, zat kimia yang terbukti bersifat karsinogenik. Jenis makanan ini mencakup:
-
Kentang goreng
-
Keripik kentang
-
Makanan cepat saji yang banyak digoreng
Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida bisa merusak DNA dan memicu apoptosis (kematian sel) yang abnormal, sehingga meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, makanan gorengan berhubungan dengan obesitas dan diabetes tipe 2, yang memperkuat risiko kanker akibat peradangan kronis.
5. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama, Sarang Karsinogen
Memasak makanan, terutama daging, dengan suhu tinggi atau terlalu lama dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti:
-
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
-
Amina Heterosiklik (HCA)
Kedua senyawa ini bisa memicu mutasi DNA yang berujung pada kanker. Risiko semakin besar jika makanan sering dibakar atau dipanggang hingga gosong.
Tips memasak sehat:
-
Gunakan api kecil atau metode slow cooker.
-
Pilih teknik memasak dengan tekanan tinggi (pressure cooker).
-
Hindari memanggang atau membakar dengan suhu terlalu tinggi.
Pola makan memiliki peran besar dalam mencegah maupun memicu pertumbuhan kanker. Daging olahan, alkohol, gula berlebih, makanan gorengan, serta makanan yang dimasak terlalu lama adalah “favorit” sel kanker yang sebaiknya dihindari atau dibatasi.
Mulailah beralih ke pola makan sehat dengan mengonsumsi sayuran hijau, buah segar, protein nabati, biji-bijian utuh, serta air putih. Dengan langkah sederhana ini, Anda bisa menurunkan risiko kanker sekaligus menjaga kesehatan jangka panjang.
(seo)

































