Jelang Tenggat RKAB, Pasar Nikel RI Diramal Tertekan Kuartal III
Wike Dita Herlinda
21 August 2025 15:05

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kelesuan pasar bijih nikel Indonesia diproyeksi berlanjut pada kuartal III-2025, meskipun kondisinya mulai membaik dari tiga bulan sebelumnya, seiring dengan ketatnya persaingan penambang untuk mengisi permintaan smelter di tengah aturan kuota produksi yang baru.
Menurut data Shanghai Metals Market (SMM), hingga pertengahan Agustus, harga akhir bijih nikel laterit kadar 1,6% bergerak di rentang US$50,5—US$53,8 per ton basah atau wet metric ton (wmt), dengan premi utama sekira US$24—US$26 per wmt.
Nikel laterit kadar 1,3% bergerak di US$25,5—US$27,5 per wmt, dengan rerata penurunan harga sekitar 1,9% dibandingkan dengan periode akhir kuartal II-2025.
Sejalan dengan tren harga bijih yang melembam, pasar mencermati kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengembalikan rentang persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) pertambangan dari 3 tahunan menjadi 1 tahunan.
Revisi kebijakan ini akan dirampungkan awal September, sedangkan para penambang diestimasikan mulai mengajukan permohonan RKAB anual mereka sampai dengan akhir September. Persetujuan kuota 2026 kemungkinan akan dimulai pada Oktober.































