Kini, Zinwa Q25 Pro menjalankan Android 13 versi dasar, dan belum ada rencana konkret dari perusahaan untuk memperbarui ke versi yang lebih baru, kecuali jika ada cukup minat untuk mendorong pengembangan. Namun, jika semuanya berjalan lancar, Zinwa mungkin bakal menjajaki kemungkinan untuk memperbarui model BlackBerry lainnya termasuk Blackberry Passport dan Blackberry KeyOne.
Sebagai informasi, Zinwa Q25 Pro dibanderol dengan harga US$400 atau setara dengan Rp6,5 juta (kurs Rp16.295/dolar Amerika Serikat), tetapi perusahaan juga menjual DIY kit untuk mengubah BlackBerry Classic lama seharga US$320 atau sekitar Rp5,2 juta. Keduanya tersedia di toko online, serta perusahaan juga menjual modul kamera dan baterai secara terpisah.
Di samping itu, Zinwa berencana untuk mulai mengirimkan Q25 Pro pada akhir Agustus 2025 kepada 100 pembeli pertama dan menargetkan produksi massal pada pertengahan September tahun ini.
Tren Gen Z Gemari BlackBerry
Perangkat ponsel smartphone yang dianggap telah menjadi candu maka kini muncul tren anak muda, Gen Z, kembali pakai BlackBerry.
BlackBerry kini tengah diburu kalangan muda atau Gen Z hingga muncul sebuah petisi daring untuk mengembalikan era HP yang populer pada awal 2000-an tersebut.
Petisi daring di bringbackblackberry.com itu diinisiasi oleh pendiri media khusus BlackBerry, CrackBerry.com bernama Kevin Michaluk. Mengutip laman resmi CrackBerry, Rabu (30/7/2025) Kevin menjelaskan bahwa tren ini sebenarnya bukan karena perusahaan BlackBerry bakal merilis ponsel baru lagi, tetapi karena Gen Z yang menilai ponsel tersebut kembali keren.
“Anda tidak sedang membayangkannya. BlackBerry telah kembali… agaknya. Bukan karena perusahaan itu kembali memproduksi ponsel baru lagi atau karena hantu Bold dan Curve muncul dari gudang lama Verizon. Tapi karena Gen Z – ya, generasi TikTok – menganggap ponsel BlackBerry itu keren. Lagi,” tulis Kevin dalam laman CrackBerry.
Dia memandang alasan mengapa Gen Z lebih memilih BlackBerry dibandingkan smartphone lain seperti Android atau iPhone karena mereka telah kecanduan layar HP. Selain itu, ada kebiasaan menggulirkan layar ponsel untuk mencari informasi negatif (doomscrolling), sudah seperti berolahraga.
Dia menambahkan, Gen Z menilai tombol fisik BlackBerry mempunyai keunggulan dibandingkan banyak ponsel yang beredar saat ini. Lalu, mereka lebih memilih HP untuk berkomunikasi, bukan konsumsi.
(far/wep)





























