Logo Bloomberg Technoz

AI dan Masa Depan: Antara Manfaat dan Bahaya


(Dok. Istimewa)
(Dok. Istimewa)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi salah satu teknologi paling revolusioner abad ini. Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah melampaui statusnya sebagai tren teknologi dan berubah menjadi katalis perubahan di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, keuangan, hingga keamanan nasional. Namun, di balik potensi luar biasanya, AI juga menyimpan sisi gelap yang dapat memicu risiko sosial, etika, bahkan geopolitik.

Hal ini menjadi sorotan dalam IDN-United Diaspora Global Summit 2, di mana Sonita Lontoh, B.S., M.Eng., M.B.A, membawakan sesi bertema "Understanding AI’s Double Edged Nature". Dalam paparannya, Sonita menekankan bahwa AI adalah pedang bermata dua: ia bisa menjadi penyelamat sekaligus ancaman.

“AI adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memiliki potensi besar untuk membantu manusia menyelesaikan tantangan global seperti perubahan iklim dan akses kesehatan. Namun, di sisi lain, ia juga bisa menjadi alat yang memperkuat bias, mengancam privasi, dan bahkan memicu instabilitas politik,” ujar Sonita.

Manfaat AI yang Tidak Terbantahkan


AI telah memberikan terobosan besar dalam banyak bidang. Di sektor kesehatan, AI digunakan untuk memprediksi penyakit, menganalisis citra medis, dan mempercepat penemuan obat. Di bidang lingkungan, AI membantu memodelkan perubahan iklim dan mengoptimalkan penggunaan energi.

Sonita memberi contoh, bagaimana AI dapat membantu petani meningkatkan produktivitas melalui analisis data cuaca dan kondisi tanah secara real-time. “Teknologi ini memungkinkan petani mengambil keputusan yang lebih baik, sehingga hasil panen meningkat tanpa harus merusak lingkungan,” jelasnya.