Logo Bloomberg Technoz

"Keempatnya sudah mengalami pelemahan harga yang cukup dalam dibandingkan dengan dua atau tiga tahun lalu, dan ini akan terus berlangsung," kata dia.

"Kalau harga komoditas turun, ini akan berpengaruh kepada penerimaan negara. Di mana penerimaan pemerintah itu selama 2022 hingga 2024 kemarin, itu sangat ditolong oleh penerimaan dari pajak ekspor. Ini sangat tinggi kontribusinya ke penerimaan negara."

Kemudian, lanjut dia, target yang dicanangkan pemerintah tersebut jauh lebih optimistis dibandingkan proyeksi yang diutarakan oleh sejumlah lembaga ekonomi global seperti Dana Moneter Internasional attau International Monetary Fund (IMF) yang hanya mencapai 4,8%.

Secara global, kata dia, IMF juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi hanya 3,1% dalam laporan terbaru, lebih pesimistis dibandingkan proyeksi sebelumnya yang masih mencapai 3,3%.

"Di dalam RAPBN tersebut adalah pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, yang tentunya agak jauh dari proyeksi yang disampaikan oleh berbagai badan dunia ini, termasuk IMF, World Bank, dan lain-lainnya," kata dia.

Pemerintah resmi menetapkan asumsi makro dalam RAPBN 2026.

Dalam rancangan itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan mencapai 5,4%. Perkiraan tersebut lebih besar dari target pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 yang dipatok sebesar 5,2%.

Hal ini diungkapkan Presiden Prabowo Subianto dalam Pidato RAPBN 2026 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna di hadapan seluruh anggota parlemen di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

"Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, maka pertumbuhan ekonomi 2026 targetnya 5,4% atau lebih," ujar Prabowo.

(ibn/wdh)

No more pages