Dony menambahkan, perusahaan juga memiliki strategi untuk mendorong pelestarian lingkungan melalui pengurangan limbah sesuai dengan kebijakan keberlanjutan Pertamina. Salah satu langkah kreatif yang dilakukan adalah memanfaatkan kain perca dan coverall bekas agar tidak menjadi limbah tekstil. Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan pembekalan dari Yuyun, pengajar SMK Negeri 1 Tanjung, mengenai teknik menjahit patchwork dan slashing untuk mengolah potongan kain menjadi produk baru. Selain keterampilan teknis, program ini turut mengasah kerja sama tim, komunikasi, serta kemampuan pemecahan masalah peserta.
Program CSR CETAR dan pelatihan menjahit ini mencerminkan komitmen kami untuk terus mendorong pengembangan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi daerah atau potensi lokal. ”Melalui pelatihan ini, para peserta yang merupakan anggota kelompok CETAR diharapkan tidak hanya memperoleh peningkatan keterampilan, tetapi dapat menciptakan peluang usaha baru yang mandiri, produktif, dan berdaya saing,” tutupnya.
PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field, yang berada di bawah Zona 9 Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan dan dikelola oleh PT Pertamina Hulu Indonesia, bekerja sama dengan SKK Migas dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini mencakup bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, dan tanggap bencana dengan tujuan mendorong pemberdayaan masyarakat berkelanjutan serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
(tim)




























