Logo Bloomberg Technoz

Adapun, peristiwa penjarahan tersebut terjadi pada Kamis (8/8/2025) sekitar pukul 22.00 WITA.

Dedy menjelaskan sejumlah massa melakukan penjarahan terhadap kontainer penyimpanan barang dan workshop milik perusahaan kontraktor konstruksi di kawasan IMIP.

Sejumlah aset seperti kabel tembaga, hingga peralatan milik kontraktor dicuri orang tidak dikenal tersebut. IMIP mengeklaim kerugian mencapai miliaran rupiah.

Seluruh barang butki itu, lanjut Dedy, hingga saat ini masih dijadikan barang bukti oleh pihak kepolisian.

Dengan begitu, sejumlah barang tersebut telah dikategorikan sebagai kerugian perusahaan dan belum dapat dipastikan keutuhan kondisinya.

“Tentu saja ini sudah masuk sebagai kerugian. Untuk kondisinya Kami belum tau karena masih dijadikan barang bukti di kantor polisi untuk keperluan penyidikan,” tegas dia.

Sebelumnya, Dedy mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah orang tidak dikenal membawa senjata tajam, tongkat besi, dan busur melakukan aksi anarkis dan penjarahan aset PT IMIP.

“Aset yang dijarah berupa kabel tembaga 1.000 meter, kompresor, AC, genset, dan beberapa peralatan lain. Nilainya mencapai miliaran rupiah,” kata Dedy ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (11/8/2025).

“Yang dijarah bukan smelter,” Dedy menegaskan.

Berdasarkan tayangan video amatir yang tersebar di media sosial terlihat segerombolan orang turut melakukan aksi anarkis terhadap petugas kepolisian dan sejumlah karyawan.

Deddy menyebut pihak kepolisian sampai harus melepaskan tembakan peringatan untuk menghalau massa yang melemparkan batu ke arah petugas keamanan.

“Namun, karena para penjarah terus melemparkan batu dan busur, polisi akhirnya menembakkan peluru karet ke segerombolan orang tersebut guna membubarkan massa,” ungkapnya.

Sekadar catatan, kawasan industri Morowali berada di atas lahan seluas 2.000 hektare dan menjadi pusat aktivitas industri besar dengan 28 perusahaan yang telah beroperasi serta 14 perusahaan dalam tahap konstruksi.

IMIP — yang dimiliki oleh raksasa logam China, Tsingshan Holding Group Co, dan penambang lokal Bintang Delapan Group — merupakan hasil dari investasi senilai lebih dari US$30 miliar.

(azr/wdh)

No more pages