Logo Bloomberg Technoz

Saat itu Bareskrim Polri lantas akan melakukan gelar perkara bersama dengan Polda Metro Jaya dan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK guna menindaklanjuti laporan-laporan yang telah diterima.  

Perjalanan Kasus eFishery hingga Seret Gibran Huzaifah

CEO eFishery, Gibran Huzaifah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Semula hanyalah pergantian posisi CEO dengan keputusan mencopot Gibran Huzaifah. eFishery dalam pernyataan resminya menyatakan pergantian pemimpin didasari atas tata kelola perusahaan dan telah menjadi perhatian pemegang saham eFishery. Saat itu belum diketahui akar permasalahannya.

Kemudian muncul kabar temuan dugaan praktik manipulasi keuangan di lingkup internal. Lebih tepatnya penggelembungan pendapatan dan laba. Dalam sebuah laporan eksklusif Bloomberg disebutkan total kerugian mencapai US$152 juta.

Kasus eFishery semakin menjadi bahan diskusi publik usai pengakuan dari Patrick Sugito Walujo atau Patrick Walujo selaku pendiri dari sebuah perusahaan investasi, Northstar Group, yang ikut dalam gelombang pendanaan eFishery pada putaran seri C dan D. Selain Northstar deretan investor eFishery adalah para VC besar, sebut saja Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India.

“Ini benar-benar memalukan, dan memalukan bagi orang-orang yang telah menjalankan eFishery,” jelas Patrick bulan Januari. Patrick menganggap telah terjadi penipuan sistematis di semua lini perusahaan. Awal terkuaknya kasus dilaporkan DealStreetAsia Desember tahun lalu.

Dugaan pelanggaran akut ini membawa eFishery menunjuk FTI Consulting sebagai manajemen sementara perusahaan dengan persetujuan para pemegang saham. FTI Consulting bertugas evaluasi menyeluruh guna menentukan langkah terbaik bagi keberlangsungan bisnis eFishery, terang Dewan Direksi perusahaan.

Di sisi lain, eFishery menyadari bahwa kasus dugaan pelanggaran ini bukan hanya berdampak pada internal perusahaan, tetapi juga terhadap ekosistem startup di Indonesia. “Dugaan pelanggaran di dalam grup tentu mengecewakan bagi banyak pihak, dan dapat membahayakan kepercayaan terhadap iklim investasi di Indonesia, tempat anak perusahaan utama kami beroperasi. Untuk itu, kami akan terus bertindak dengan integritas dan mematuhi hukum yang berlaku sebagai bagian dari komitmen kami untuk turut menjaga dan melindungi iklim investasi di Indonesia.” 

Cara Rekayasa Laporan Keuangan

Laporan FTI Consulting menemukan penggelembungan dalam penjualan alat pemberi makan ikan, menjadi 400 ribu dari jumlah sebenarnya sebesar 24 ribu. Penyelidikan dilakukan setelah seorang pelapor mendekati seorang anggota dewan dengan tuduhan bahwa data keuangan perusahaan tersebut tidak akurat.

Hasil awal laporan juga mencatat bahwa perusahaan itu juga memalsukan laporan keuangan di sembilan bulan pertama 2024 karena melaporkan laba US$16 juta meskipun sebenarnya rugi US$35,4 juta. Laporan penyelidikan juga menyatakan terjadi penggelembungan pendapatan hingga hampir US$600 juta dalam sembilan bulan hingga September tahun lalu. Laporan awal penyelidikan menyebut bahwa dengan penggelembungan itu lebih dari 75% angka yang dilaporkan adalah palsu. Laporan juga beredar di kalangan investor dan telah dibaca oleh Bloomberg News

Gibran kemudian klarifikasi dan membantah bahwa dirinya mencuri dana investor. Gibran bercerita kepada Bloomberg News bahwa dirinya hanya memoles laporan keuangan yang dilakukan sejak akhir 2018 dan sejak saat ini meneruskan aksi manipulasi. Dalam waktu satu jam, Gibran telah melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh kerja kerasnya selama lima tahun - mengubah bisnisnya menjadi pemenang, setidaknya di atas kertas.

Gibran mengirimkan laporan tersebut kepada para investor. Usai membaca catatan hasil kinerja, investor senang karena memperlihatkan tren bisnis yang membaik. Gibran menyatakan tidak bangga atas pencapaiannya tersebut dan hanya bagian dari bertahan hidup.

Praktik memoles laporan keuangan hingga mendorong pertumbuhan valuasi sebuah startup telah ‘bubble’. Kebohongan atas hasil capaian bisnis membuktikan bisnis yang tidak berkelanjutan. “Apakah para investor benar-benar mempercayai [dengan valuasi]? Atau mereka hanya berencana menjual kepada orang lainnya di Seri pendanaan berikutnya?" ujar Martyn Terpilowski, salah seorang investor.

Gibran Huzaifah Founder & Mantan CEO eFishery (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

-Dengan asistensi Pramesti Regita Cindy, Fransisco Rosarians Enga Geken, dan Whery Enggo Prayogi.

(fik/red)

No more pages