Resha juga menyebut ancaman mobil listrik, terutama mobil listrik China hanya terjadi di kota-kota besar khususnya Jakarta saja. Oleh karena itu, Toyota mengatakan bahwa saat ini, alih-alih hanya mendongkrak penjualan di Jakarta saja, pabrikan ini akan menjual mobil di seluruh Indonesia.
Harga Naik 7%, Pendapatan cuma 3%
Permasalahan yang mengancam selain perang harga adalah adanya harga mobil di Indonesia yang terus mencatatkan kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).
“Kajian menunjukkan, kelas menengah yang tadi [jumlahnya] 10-11 juta tadi, income-nya itu naiknya sekitar 3,5% satu tahun, sesuai inflasi. Namun harga mobil yang menjadi lincaran utama kelas menengah tadi, naiknya 7,5%” kata Kukuh beberapa waktu lalu.
Hal inilah yang menurutnya perlu perhatian lebih bagi para pelaku industri. “Siapa yang bisa memberikan produk yang bagus, dengan fitur yang bagus, dan masuk akal, harusnya juga mulai diminati. Di sisi lain lagi juga ada perubahan mendasar. Generasi-generasi milenial maupun yang generasi Z, ini preferensinya beda. Bukan seperti generasi saya” kata Kukuh.
Permasalahan harga ini menurut Kukuh juga makin menjadi-jadi lantaran tingginya pajak yang ada di Indonesia. Bahkan Kukuh juga bilang bahwa pajak kendaraan di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia.
Ia mencontohkan Toyota Avanza yang dibuat dan dijual di Indonesia, namun juga di ekspor ke negara lain, salah satunya ke negara tetangga, Malaysia.
“Di Indonesia bayar pajak tahunannya hampir Rp5 juta sudah dikonfirmasi, Yang di Malaysia produk yang sama, pajok tahunannya Rp500 ribu.” kata Kukuh.
“Kalau katakanlah ngambil mobil yang harganya 100 juta keluar dari pabrik ke dealer. Kalau Pak Yannes mau beli bayarannya Rp150 juta, bukan 100 juta. Artinya yang 50 juta itu dalam pajak” tambahnya
(ell)































