Nyaris tidak ada mata uang Asia yang 'lolos' dari tekanan dolar AS pagi ini.
Sementara di pasar offshore, rupiah NDF diperdagangkan di level Rp16.526/US$ pada pukul 09:08 WIB.
Indeks dolar AS pagi ini makin menguat di kisaran 100,11, seiring dengan perkembangan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang jatuh tempo penerapannya hari ini.
Trump menerapkan tarif 10%-15% untuk negara-negara yang belum mencapai kesepakatan. Namun, pada beberapa negara seperti pada Kanada yang belum mencapai deal, Trump malah mengenakan tarif lebih tinggi yaitu hingga 35%.
AS akan melaporkan data Nonfarm Payroll yang mencerminkan kondisi pasar kerja dan berdampak pada prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve. Data manufaktur dan keyakinan konsumen juga ditunggu.
Hari ini Badan Pusat Statistik akan menggelar konferensi pers mengumumkan data inflasi Juli serta kinerja dagang ekspor impor pada bulan Juni. Pagi ini, data aktivitas manufaktur Indonesia diumumkan.
S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Untuk periode Juli, PMI manufaktur Indonesia ada di 49,2.
PMI di bawah 50 menandakan aktivitas yang mengalami kontraksi, bukan ekspansi. Kini, aktivitas manufaktur Indonesia sudah berada di zona kontraksi selama 4 bulan berturut-turut.
Selain Indonesia, data PMI manufaktur beberapa negara juga akan diumumkan hari ini yaitu China, Prancis, Jerman, Brasil, Zona Euro, India sampai Jepang.
(rui)





























