Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Economics memperkirakan bank sentral China (People's Bank of China) akan menurunkan suku bunga acuan satu tahun "paling cepata pada pertengahan Juni."

Pertumbuhan yang terjadi di Wall Street masih menjadikan S&P 500 berada pada tren bullish. Kondisi pasar global masih melangkah hati-hati, dengan beberapa pertanyaan, apakah harga saham telah naik terlalu cepat di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

“Masih terlalu awal untuk mengatakan apakah ini adalah bottom-fishing atau taruhan nyata bahwa saham-saham yang paling sensitif secara ekonomi –banyak di antaranya tidak menguntungkan - adalah tempat yang tepat,” kata Steve Sosnick, chief strategist dari Interactive Brokers.

Pergerakan saham-saham China. (dok Bloomberg)

“Namun, performa yang kita lihat di RTY pada Jumat dan hari ini sangat layak untuk dicermati karena hal ini dapat mematahkan kekhawatiran yang menyempit.”

Namun, ini menjadi kali kedua dalam tiga hari, Russell 2000 mengalahkan Nasdaq 100, tempat berkumpulnya saham-saham teknologi, dengan 2,5 poin persentase. Terakhir kemenangan saham-saham berkapitalisasi kecil  terjadi pada November 2020.

Mata uang utama bergerak secara pada hari Rabu, dengan imbal hasil obligasi pemerintah di Australia dan Selandia Baru sedikit lebih tinggi. Pengumuman lelang Obligasi membebani surat utang AS bertenor pendek, pada hari Selasa, sementara yield obligasi bertenor 10 tahun turun dua basis poin.

Harga emas sedikit naik dengan posisi minyak  dunia turun tipis, setelah terjadi rebound satu hari sebelumnya efek kabar pemangkasan produksi oleh pemerintah Arab Saudi. Harga gandum melonjak pasca Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia menyerang sebuah bendungan raksasa di sisi selatan negara tersebut. 

Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan hari Selasa, ekonomi global berada dalam situasi genting. Hal ini dipicu kenaikan suku bunga yang tajam, dan memukul aktivitas, menimbulkan kekhawatiran pada negara-negara berpenghasilan rendah. Kekhawatiran tersebut telah menekan pasar saham.

Dengan tingkat inflasi AS yang masih tinggi, pelaku pasar tetap memperkirakan bank sentral AS atau Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Juni, namun tetap membuka peluang kenaikan di kemudian hari. Mantan wakil ketua Richard H. Clarida juga mengatakan pada hari Selasa bahwa kecil kemungkinan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga hingga tahun 2024. 

(bbn)

No more pages