Meski begitu, pemerintah tetap mempertahankan pengecualian untuk barang pribadi yang dibawa pulang oleh warga AS hingga US$200, serta pengiriman hadiah “bona fide” senilai US$100 atau kurang yang tetap bebas bea. Namun, dalam perintah eksekutifnya, Trump menyatakan bahwa perubahan ini akan berlaku terhadap “setiap pengiriman barang” tanpa memandang nilainya, negara asal, moda transportasi, atau metode masuknya.
Gedung Putih menyebut kebijakan ini sebagai upaya menutup “celah hukum yang sangat merugikan” yang selama ini digunakan untuk menghindari tarif dan menyelundupkan opioid sintetis mematikan serta produk-produk berbahaya atau di bawah harga pasar ke AS. Pemerintahan Trump menuding perusahaan-perusahaan China telah menyalahgunakan pengecualian tarif ini untuk mengirimkan fentanyl ilegal dan bahan kimia prekursornya ke AS.
Perintah ini menandai perubahan arah terbaru dalam pendekatan pemerintahan Trump terhadap penerapan tarif pada paket bernilai rendah.
Sebelumnya, Trump sempat mengusulkan penangguhan aturan de minimis khusus untuk China dan Hong Kong hanya beberapa hari setelah ia menjabat. Namun, kebijakan itu sempat ditunda sementara karena Layanan Pos AS kesulitan dalam menerapkannya. Trump kemudian secara efektif memberlakukan kembali perubahan ini untuk paket bernilai rendah dari China dan Hong Kong pada 2 Mei lalu.
Keputusan itu kini sedang digugat di pengadilan. Pada Senin, Pengadilan Perdagangan Internasional menolak upaya untuk mengembalikan perlakuan pajak yang lebih menguntungkan terhadap barang-barang dari China.
Perintah eksekutif yang dikeluarkan Rabu ini datang menjelang tenggat waktu 1 Agustus, di mana sejumlah tarif berbasis negara dijadwalkan mulai berlaku terhadap puluhan mitra dagang AS.
(bbn)
































