Pasar minyak global kini tengah mengkalkulasi dampak dari putaran sanksi terbaru Uni Eropa.
Paket sanksi ini mencakup pembatasan terhadap salah satu kilang India yang sebagian sahamnya dimiliki entitas Rusia, penurunan batas harga, serta pelarangan impor produk turunan minyak mentah Rusia.
Di sisi lain, investor juga harus mencermati langkah OPEC+ yang berupaya memulihkan produksi yang sempat dihentikan, serta dampak dari perang dagang multilateral yang dilancarkan AS.
Kilang-kilang India kini memperluas jangkauan sumber pasokan, dengan pembelian minyak mentah dari sejumlah negara seperti Azerbaijan, Nigeria, dan Uni Emirat Arab, menurut para pedagang.
Seperti negara ekonomi besar lainnya, India secara umum memang mengimpor minyak dari berbagai negara.
Dalam transaksi terbaru, Mangalore Refinery & Petrochemicals Ltd. milik negara disebut tengah mencari pasokan untuk pengiriman akhir Agustus hingga September ke New Mangalore.
Volume yang dibeli mencapai sekitar 1,3 juta barel minyak Azeri—jenis minyak yang jarang digunakan oleh kilang India.
Sementara itu, Hindustan Petroleum Corp. membeli minyak dari Afrika Barat, termasuk Bonny Light, Egina, dan Qua Iboe asal Nigeria.
Di sisi lain, kilang swasta Reliance Industries Ltd. dilaporkan membeli Murban, minyak unggulan dari Abu Dhabi yang dikenal lebih mahal dibandingkan jenis minyak berat dari Rusia dan Timur Tengah yang biasa dikonsumsi perusahaan tersebut.
(bbn)

































