Para pejabat AS senior kemudian mengatakan kedua belah pihak menyepakati tarif 15% untuk ekspor farmasi Uni Eropa. Penyelidikan terpisah berdasarkan Pasal 232 tentang produk farmasi masih akan dilakukan dalam tiga pekan ke depan, tetapi tarif Uni Eropa akan tetap 15%.
AS telah memulai penyelidikan apakah impor produk tertentu, seperti pesawat terbang dan semikonduktor, menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional negara tersebut. Hal ini bisa menyebabkan penerapan tarif terpisah untuk beberapa sektor.
Perjanjian dagang biasanya membutuhkan negosiasi bertahun-tahun dan bisa mencapai ribuan halaman. Pembicaraan mengenai perjanjian awal yang disepakati pada Minggu dimulai pada April dan detail konkret tampaknya masih minim.
Uni Eropa dan AS juga berbeda pendapat mengenai sektor kontroversial lainnya. Trump mengatakan tarif 50% untuk baja dan aluminium tetap berlaku. Von der Leyen menjelaskan "tarif logam akan dikurangi dan sistem kuota akan diberlakukan."
Menurut pejabat senior AS, kesepakatan ini tidak mencakup ekspor baja dan aluminium Uni Eropa, yang tetap terkena tarif 50%. Sementara itu, tarif sektor dirgantara akan tetap 0% hingga hasil penyelidikan Pasal 232 keluar.
Von der Leyen mengklaim ia telah memenangkan kepastian dan stabilitas bagi perusahaan-perusahaan di kedua sisi Atlantik. Namun, belum sangat jelas apakah Uni Eropa dan AS akan mampu menyelesaikan semua perbedaan mereka mengenai isu-isu kontroversial yang masih harus diatasi.
"Fokus kini akan beralih ke risiko interpretasi dan implementasi, yang menimbulkan beragam pertanyaan politik dan teknis," tulis Carsten Nickel, wakil direktur riset di Teneo, dalam catatannya. "Mengingat sifat kesepakatan ini, ketidakpastian kemungkinan besar akan terus berlanjut."
(bbn)































