Asep mengatakan KPK memang sedang mendalami penyaluran PSBI pada 7 yayasan di Cirebon, yang juga menjadi daerah pemilihan anggota Komisi XI periode 2019-2024 Satori. Penyidik setidaknya sudah beberapa kali memeriksa satori sebagai saksi dan melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi di wilayah Cirebon.
Asep menuturkan modus penyelewengan PSBI biasanya berupa dana yang tidak digunakan sesuai dengan tujuan awal. Sebagai gambaran, misalnya PSBI tersebut seharusnya digunakan untuk renovasi 10 rumah tidak layak huni (rutilahu) dengan anggaran masing-masing Rp25 juta. Sehingga, total dana PSBI yang disalurkan adalah Rp250 juta. Namun, realisasinya hanya Rp50 juta atau hanya untuk renovasi 2 rutilahu. Sedangkan, sisa dana diselewengkan untuk kepentingan pribadi. Selain itu, oknum tersebut juga menyusun laporan pertanggung jawabannya fiktif.
"Jadi [renovasi] yang 2 rumah tidak layak huni tadi, kemudian diambil gambarnya dari berbagai macam sisi. Sehingga itu kemudian digunakan menjadi bukti dalam 10 pertanggung jawaban," ujarnya.
Kasus dugaan korupsi dana CSR BI berawal dari laporan masyarakat tentang adanya aliran uang dari program sosial bank sentral yang justru berujung pada kantong pribadi sejumlah pihak; beberapanya adalah anggota Komisi XI DPR 2019-2024. KPK sendiri berkukuh belum menetapkan tersangka meski sudah menggeledah sejumlah lokasi dan melakukan penyitaan dari sejumlah pihak.
(dov/frg)
