Logo Bloomberg Technoz

Kesepakatan Impor Migas dari AS Berpotensi Gerus Margin Pertamina

Azura Yumna Ramadani Purnama
21 July 2025 12:20

PT Pertamina International Shipping (PIS) tambah armada kapal tipe Very Large Gas Carriers (VLGC) yang dinamai Kapal Pertamina Gas Dahlia. (Dok. PIS)
PT Pertamina International Shipping (PIS) tambah armada kapal tipe Very Large Gas Carriers (VLGC) yang dinamai Kapal Pertamina Gas Dahlia. (Dok. PIS)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kesepakatan impor komoditas energi—berupa minyak mentah, liquified petroleum gas (LPG), dan bahan bakar minyak (BBM) — dari Amerika Serikat (AS) diestimasikan membebani margin PT Pertamina (Persero); terutama akibat tambahan biaya logistik yang harus ditanggung perusahaan.

CreditSights Inc, yang merupakan bagian dari Fitch Group, memproyeksikan rencana pembelian komoditas energi dari AS senilai US$15,5 miliar dapat menekan margin keuntungan Pertamina. 

Dalam riset terbarunya, CredistSights memandang terdapat tambahan biaya angkut akibat jarak geografis antara AS dan Indonesia. Lembaga riset itu juga menilai rata-rata harga migas AS lebih tinggi dibandingkan dengan harga di Asia maupun Timur Tengah.


“Kami memperkirakan peningkatan pembelian energi AS oleh perusahaan minyak besar Indonesia, Pertamina, dapat menekan margin keuntungannya,” tulis Kepala Korporasi Asia Selatan dan Tenggara CredistSight Lakshmanan R. dan tim dalam risetnya, dikutip Senin (21/7/2025).

Neraca perdagangan Indonesia-Amerika Serikat (AS)./dok. BPS diolah Kemendag, 2025

Kendati demikian, Lakshmanan memproyeksikan pasokan minyak Indonesia akan tetap stabil meskipun terjadi perubahan pemasok dari sebelumnya negara Asia dan Timur Tengah, menjadi ke AS.