Logo Bloomberg Technoz

Reli harga SUN juga didukung oleh intervensi Bank Indonesia yang cukup intens di pasar valuta asing demi mendukung stabilitas rupiah, juga di pasar obligasi negara.

Penguatan harga SUN di pengujung pekan lalu juga dipengaruhi oleh kenaikan ekspektasi akan peluang penurunan bunga acuan AS pasca pernyataan dovish dari salah satu pejabat utamanya, Deputi Gubernur The Fed Christopher Waller.

Sentimen itu meluruhkan yield US Treasury, surat utang pemerintah AS. Mengacu CME Fedwatch, pasar masih menaruh harapan akan ada penurunan bunga acuan The Fed pada pertemuan September nanti. Sedangkan pada FOMC 30 Juli nanti, mayoritas pelaku pasar memperkirakan Powell dan kolega akan mempertahankan Fed fund rate di level saat ini.

Pagi ini, pergerakan pasar keuangan Indonesia masih didominasi warna hijau. Selain harga SUN yang melanjutkan kenaikan, di pasar saham, reli juga berlanjut. IHSG yang mencetak kenaikan 3,75% pekan lalu, pagi ini masih bertahan di zona hijau meski kenaikannya berkurang menjadi 0,2% setelah dibuka naik 0,7%.

Kenaikan indeks masih disokong oleh saham-saham IPO seperti CDIA, COIN, selain disokong juga oleh saham teknologi seperti DCII.

Sementara saham-saham perbankan seperti BMRI, BBRI, BBNI  masih menjadi pemberat indeks pagi ini. Bersama BRPT, AMMN, BREN serta GOTO dan CUAN.

Pergerakan saham dan surat utang di pasar RI berlangsung di tengah kelesuan yang dialami oleh rupiah. Rupiah yang dibuka melemah sejak pembukaan pasar pagi ini, makin tertekan menyentuh Rp16.332/US$, menjadikannya mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

(rui)

No more pages