Logo Bloomberg Technoz

“Jadi kadang-kadang keduanya memiliki kadar kalori yang sama-sama tinggi, cuma problemnya adalah rasa manisnya. Kalau fruktosa lebih manis dan sama-sama bisa menyebabkan gangguan gula,” ungkap Aru.

Menurut dia, bila minuman pemanis yang mengandung sirup jagung fruktosa tinggi atau gula tebu dan dikonsumsi secara berlebihan, maka bakal berdampak negatif. Misalnya bisa menyebabkan kadar gula naik, penumpukan lemak berlebih (fatty liver), dan lain sebagainya.

“Dua-duanya itu mengandung kadar kalori. Jadi sebenarnya yang paling tinggi tuh gula tebu, meskipun fruktosa dari jagung pun juga mengandung kadar kalori cukup untuk menaikkan gula darah,” kata Aru.

Sebelumnya diberitakan, Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Coca-Cola telah setuju untuk menggunakan gula tebu asli dalam produk Coca-Cola yang dijual di AS. Pernyataan itu disampaikan melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social.

“Saya telah berbicara dengan Coca-Cola mengenai penggunaan GULA TEBU ASLI dalam produk Coke di Amerika Serikat, dan mereka telah menyetujuinya,” tulis Trump. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak berwenang di Coca-Cola.”

Menanggapi klaim tersebut, Coca-Cola menyampaikan pernyataan resmi: “Kami menghargai antusiasme Presiden Trump terhadap merek ikonik Coca-Cola. Informasi lebih lanjut mengenai inovasi baru dalam lini produk Coca-Cola akan kami bagikan dalam waktu dekat.”

Saat ini, perusahaan memang sudah menjual versi Coca-Cola dari Meksiko yang menggunakan gula tebu. Namun, Coca-Cola tidak menjelaskan apakah seluruh produk mereka di pasar AS akan beralih menggunakan gula tebu. Perusahaan menyatakan akan memberikan detail lebih lanjut saat laporan keuangan dirilis pada 22 Juli mendatang. 

(far/spt)

No more pages