“Dan hilirisasi dari sektor tambang itu sudah final. Hilirisasi lanjutan yang kita butuhkan yaitu di manufacturing side. Kalau kami kan 99,99% metal sudah diproduksi,” ujarnya.
Tarif Tembaga
Soal ucapan Trump yang meminta akses penuh terhadap tembaga Indonesia, Tony belum mengetahui detailnya lebih lanjut karena hingga saat ini belum ada komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait. Menurutnya, hal itu adalah wewenang pemerintah.
Di sisi lain, dia juga mengaku heran karena sebelumnya Trump sendiri menyatakan bakal memberlakukan tarif 50% untuk impor tembaga di AS mulai 1 Agustus.
“Detailnya juga kan belum tahu ya. Katanya kemarin akan dikenakan [tarif impor] 50%, tetapi tadi dipuji katanya tembaga Indonesia kualitasnya bagus. Tembaga indonesia pada dasarnya [ya produksi] Freeport,” ujarnya.
Dalam kaitan itu, lanjut Tony, pemerintah juga perlu menjelaskan secara detail apakah keinginan 'akses bebas' Trump berarti AS akan mengimpor olahan tembaga langsung dari Indonesia atau mengambil dari China yang merupakan offtaker mayoritas tembaga Freeport.
“Itu kan harus dipikirkan, apakah industri turunan yang dari China industri turunan dari tembaga yang dibeli dari kami kemudian dikenakan tarif untuk Amerika, ya tentu saja di mana tembaga itu mungkin akan berkurang,” ucapnya.
Di sisi lain, dia menuturkan permintaan tembaga oleh AS tidak bisa dilakukan sekonyong-konyong, karena Freeport tidak bisa serta-merta meningkatkan kapasitas produksinya.
Hal itu lantaran PTFI telah memiliki rencana penambangan dengan memerhatikan daya dukung lingkungan higga faktor keamanan.
“Ini sudah direncanakan lama. Seperti manufacturing yang besar, lagi banyak permintaan oke kita tingkatkan produksi, beli bahan baku. Ini kan bahan baku kita dari dalam tanah jadi harus sesuai dengan rencana dan tambang bawah tanah. Enggak bisa kemudian dikebut atau diloncat harus secara sequences,” jelasnya.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengekspor bijih tembaga dan konsentrat ke AS hanya sebanyak 22,838.63 ton dengan nilai US$1,517 pada 2024. Namun, data dengan kode HS 26030000 itu tidak ditemukan pada 2025.
Sebelumnya, Trump secara terbuka meminta akses penuh terhadap produk tambang unggulan Indonesia seperti tembaga hingga produk mineral kritis seperti tanah jarang.
Hal itu diklaimnya sebagai bentuk kesepakatan dalam negosiasi tarif perdagangan karena RI akan dikenakan tarif 19%, sedangkan Negeri Paman Sam akan memiliki akses penuh terhadap pasar Indonesia tanpa tarif.
“Kami memiliki akses penuh ke Indonesia, semuanya. Indonesia sangat kuat dalam tembaga berkualitas sangat tinggi yang akan kami gunakan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, yang disiarkan dalam akun Youtube, Rabu (16/7/2025).
“Indonesia memiliki beberapa produk hebat dan mereka juga memiliki beberapa tanah jarang yang sangat berharga dan berbagai material lainnya,” lanjutnya.
Trump menegaskan akses penuh yang diberikan oleh Indonesia akan memudahkan AS untuk memperoleh tembaga demi keperluan industri di dalam negerinya.
Di sisi lain, Trump sendiri juga akan memberlakukan tarif 50% untuk impor tembaga mulai 1 Agustus. Namun, detail mengenai tarif tembaga yang terungkap sejauh ini hanya sedikit. Tarif ini pun belum diformalkan dan bisa saja berubah.
(mfd/wdh)





























