Lonjakan harga Bitcoin yang terjadi belakangan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan dari investor institusional, menjadi sinyal validasi terbaru bagi kalangan optimis terhadap pasar kripto.
Menurut Mauricio Di Bartolomeo, Co-Founder dan Chief Strategy Officer Ledn, reli harga Bitcoin juga diperkuat oleh ekspektasi pasar atas lonjakan permintaan dari sejumlah perusahaan treasury berbasis kripto yang baru didirikan.
Perusahaan-perusahaan tersebut berupaya menerbitkan saham atau surat utang guna memasukkan aset digital seperti Bitcoin ke dalam neraca keuangan mereka. Tujuannya adalah untuk menjadikan diri mereka sebagai proksi atau representasi Bitcoin di pasar modal.
Pernyataan bernada positif dari Presiden AS Donald Trump terkait masa depan industri kripto di bawah pemerintahannya kian memperkuat posisi pasar.
Dalam periode waktu satu tahun terakhir, harga Bitcoin bahkan sempat melonjak lebih dari 104% namun kembali surut (-2,02%) hingga pukul 10.35 pagi waktu Indonesia. Pada tanggal yang sama tahun lalu, harga Bitcoin masih berada di kisaran US$62.609,86.
Lebih jauh, dengan terus berhembusnya sinyal positif di industri kripto semakin menguntungkan posisi Bitcoin. Bernstein Research bahkan telah menyatakan emas digital ini akan mencapai pada level US$200.000.
Gert van Lagen, seorang analis pasar lebih optimis akan masa depan Bitcoin efek apa yang ia sebut sebagai “gelombang ledakan”. Ia mengutilisasi grafik logaritmik simetris dalam penentuan kisaran harga Bitcoin dengan kisaran harga saat ini di blok US$210.000 - dengan dasar moving average yang terkait dengan momentum Halving dengan garis tren membentuk rising wedge.
Standard Chartered bahkan memproyeksi level harga US$500.000 untuk BTC hingga akhir masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) kelak. Geoffrey Kendrick, Kepala Riset Aset Digital perusahaan mendasari ramalannya dari peningkatan akses investor ke Bitcoin di bawah pemerintahan kedua Trump dan penurunan volatilitas secara bertahap karena infrastruktur pasar yang matang.
(prc/wep)
