"CEPA akan membuka peluang bisnis yang lebih luas, meningkatkan kepastian hukum, serta menyediakan platform strategis untuk memperdalam dialog dan kerja sama di berbagai isu ekonomi penting yang relevan saat ini," ujar Airlangga dalam siaran pers, dikutip Jumat (11/7/2025).
Komisioner Maros juga menjelaskan proses ratifikasi IEU-CEPA di internal Uni Eropa. Berbeda dengan perjanjian lain yang memerlukan ratifikasi oleh masing-masing negara anggota UE, proses untuk perjanjian ini hanya memerlukan persetujuan di tingkat Uni Eropa—melalui suara mayoritas dari para Menteri Perdagangan dan persetujuan Parlemen Eropa.
Sejalan dengan Indonesia, Uni Eropa juga menekankan pentingnya percepatan implementasi perjanjian ini, mengingat urgensi menciptakan stabilitas dan memperluas akses pasar di tengah dinamika dan ketidakpastian global saat ini. Kedua pihak memiliki kepentingan bersama untuk memperkuat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan membangun kemitraan strategis yang dapat diandalkan.
Selain itu, hubungan dagang Indonesia-Uni Eropa terus berkembang, dengan nilai perdagangan sebesar US$30,1 miliar pada 2024. Sebagai mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, Uni Eropa juga melihat Indonesia sebagai mitra dagang ke-33. Surplus perdagangan Indonesia terhadap Uni Eropa meningkat pesat, mencapai US$4,5 miliar pada 2024, naik dari US$2,5 miliar pada tahun sebelumnya.
Terpisah, Airlangga juga mengadakan pertemuan secara daring dengan Member of the Board - Minister in Charge of Trade of the Eurasian Economic Commission (EEC) Andrey Slepnev untuk proses perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA).
Kedua pihak menargetkan agar proses legal scrubbing dapat diselesaikan secepatnya, sehingga perjanjian dapat diselesaikan dan ditandatangani secara resmi pada Desember 2025.
Di tengah isu-isu proteksionisme perdagangan global, Airlangga mengatakan, hubungan perdagangan Indonesia dan Eurasian Economic Union terus meningkat. Pada kuartal pertama 2025, total perdagangan Indonesia-EAEU melonjak sebesar 84,4% mencapai US$1,57 miliar.
"Sedangkan, dari sisi investasi, EAEU merealisasikan investasi senilai US$273,7 juta ke Indonesia yang naik hingga dua kali lipat dibandingkan total realisasi pada 2023," ujarnya.
"Didukung dengan populasi gabungan lebih dari 460 juta jiwa dan peluang perluasan akses pasar melalui Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement, kami meyakini kerja sama ini merupakan pilar baru dalam diversifikasi pasar dan penguatan ketahanan ekonomi nasional Indonesia."
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia membidik pasar ekspor baru seperti Afrika, Amerika Latin, Eurasia, hingga Uni Eropa untuk memitigasi dampak tarif resiprokal yang dikenakan oleh Amerika Serikat terhadap Tanah Air sebesar 32%.
Prabowo juga menggarisbawahi Indonesia memiliki hubungan yang baik dan kuat dengan China.
“Kita akan mencari semua peluang karena kita juga telah diberi tarif yang sangat tinggi dari AS. Bagi kami, ini masalah keberagaman. Kami yakin kami memiliki kekuatan,” ujar Prabowo dalam agenda Saint Petersburg International Economic Forum yang disiarkan secara virtual, dikutip Sabtu (21/6/2025).
(lav)