Logo Bloomberg Technoz

Itu menjadi alasan CGS saat ini menyarankan untuk menghindari saham INCO. Jacquelin merekomendasikan hold saham INCO dengan target harga Rp3.500/saham.

Untuk saham PTBA, ia merekomendasikan reduce dengan targey harga Rp350/saham.

Sementara itu, efek kebijakan ini terhadap produsen emas dan tembaga disebut cenderung terbatas. CGS tetap merekomendasikan Merdeka Copper Gold (MDKA) sebagai saham pilihan utama di sektor komoditas, mengingat eksposurnya terhadap nikel dan batu bara tidak sebesar emiten lain, serta adanya dukungan dari tren harga emas dan tembaga yang masih solid.

Untuk sektor batu bara, CGS menilai kebijakan RKAB tahunan berpotensi menstabilkan harga Indonesia Coal Index (ICI) yang tengah tertekan. Emiten batu bara seperti Adaro Minerals (AADI) direkomendasikan “Add” karena memiliki prospek yang relatif lebih baik jika kontrol pasokan diperketat.

Sementara itu, pengendalian biaya akan menjadi perhatian penting bagi perusahaan smelter seperti Merdeka Battery Materials (MBMA) dan Trimegah Bangun Persada (NCKL), mengingat sekitar 30% pasokan bijih mereka masih berasal dari pihak ketiga. NCKL dinilai lebih unggul karena memiliki struktur biaya yang efisien dengan margin tunai yang tinggi.

Secara keseluruhan, CGS mempertahankan rating “Netral” untuk sektor pertambangan, dengan catatan bahwa prospek ke depan masih bergantung pada arah regulasi dan kondisi eksternal, termasuk stimulus ekonomi China serta perkembangan konflik tarif global.

Sikap INCO-PTBA

Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan, pihaknya akan mengikuti dan mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami akan memastikan bahwa setiap rencana produksi dapat tetap berjalan efisien dan optimal, dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi," ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Kamis (10/7/2025). 

PTBA akan tetap melakukan kajian yang mendalam dan menyeluruh serta menyesuaikan proses perencanaan produksi dan operasional agar lebih agile dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar serta regulasi.

"Kami akan memastikan bahwa setiap rencana investasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan tetap selaras dengan kerangka RKAB tahunan yang baru. Selain itu, kami terus menjaga kinerja operasional dan finansial perusahaan agar tetap stabil di tengah dinamika kebijakan yang ada."

Secara terpisah, Head of Corcom INCO menilai jika perubahan RKAB menjadi satu tahun tidak memberikan dampak signifikan.

"Hanya saja, ritmenya akan menjadi lebih rutin secara administratif karena setiap tahun perusahaan perlu mengajukan dan menyusun RKAB," kata Vanda.

Dari sisi rencana jangka panjang, lanjut Vanda,INCO tetap berpegang pada strategi dan roadmap yang sudah disusun secara berkelanjutan. 

"Proses revisi tahunan ini kami pandang sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika industri, dan selama proses perizinannya tetap transparan dan akuntabel, kami akan terus berkomitmen untuk menjalankan operasi secara bertanggung jawab dan selaras dengan tujuan pembangunan nasional."

***Dengan asistensi Muhammad Fikri***

(dhf)

No more pages