Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi jelang siang hari ini berfluktuatif hingga terjebak di zona merah dengan kecenderungan stagnan kala dibayang–bayangi tarif resiprokal AS sebesar 32% terhadap Indonesia yang dimulai pada 1 Agustus 2025.

Siang hari ini, Selasa (8/7/2025) pukul 12.00 WIB jeda perdagangan Sesi I, IHSG flat, dan stagnan dengan pelemahan di zona merah 0,33 poin (0,01%) di posisi 6.900.

IHSG Terjerembab di Zona Merah (Bloomberg)

Sepanjang perdagangan Sesi I hari ini, IHSG bergerak fluktuatif dengan sempat mencatatkan pada zona hijau, dan zona merah pada pembukaan perdagangan, dengan rentang pergerakan 6.885 – 6.908.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia menunjukkan nilai perdagangan mencapai Rp4,82 triliun dari sejumlah 9,01 miliar saham yang ditransaksikan. Dengan frekuensi yang terjadi 615 ribu kali diperjualbelikan.

Sementara nilai tukar rupiah juga melemah 0,06% ke level Rp16.239/US$ pada pukul 12.00 WIB.

Tercatat ada pelemahan 281 saham, dan sebanyak 276 saham terjadi penguatan. Sisanya 220 saham stagnan.

Saham–saham teknologi, dan saham keuangan menjadi pemberat IHSG hingga terjerembab di zona merah dengan melemah 0,59% dan 0,57%, diperberat lagi oleh penurunan saham konsumen non primer sebesar 0,45%.

Adapun saham-saham teknologi yang tertekan adalah, saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) ambles 14,4%, saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) drop 4,92%, dan juga saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) jatuh 2,99%.

Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan turut melemah dan tertekan di zona merah, dengan pelemahan 2,86 poin (0,37%) ke posisi 764,64.

Tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) melemah 5,81%, dan juga saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 2,81%.

Adapun Bursa Saham Asia justru tengah didominasi penguatan di zona hijau pada perdagangan siang hari ini. Indeks Kospi melesat 1,48%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,78%, Shanghai Composite terapresiasi 0,58%, Strait Times Singapore melesat kenaikan 0,47%, Nikkei 225 melesat 0,16%, dan TOPIX Jepang menghijau 0,05%.

Sentimen IHSG Hari Ini

Hasil pengumuman terbaru tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump semalam jadi sentimen utama. Penerapan tarif resiprokal ini akan dilaksanakan pada 1 Agustus 2025. 

Terhadap Indonesia, Trump tetap mengenakan tarif sebesar 32%, tidak adanya perubahan tarif yang dikenakan oleh AS ke Indonesia yaitu 32%.

Pengumuman tarif baru oleh Trump itu menandai lobi tarif oleh Pemerintah RI yang digadang selama ini belum membuahkan hasil kendati telah mengajukan penawaran pembebasan tarif impor dari AS hingga hampir 0% untuk lebih dari 1.700 komoditas.

Hal ini berpotensi menjadi faktor negatif di Bursa di saat pasar berekspektasi adanya penurunan tarif sebut,

riset Phintraco Sekuritas

Tingkat tarif yang dikenakan pada RI tersebut tidak termasuk tarif sektoral juga barang pengiriman ulang (transshipped).

“Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif sebesar 32% kepada Indonesia atas semua produk Indonesia yang dikirim ke AS, terpisah dari semua tarif sektoral. Barang yang dikirim ulang [transshipped] untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi,” tulis Trump kepada Presiden Indonesia dalam suratnya, Selasa.

Trump menggarisbawahi tidak akan ada tarif jika Indonesia, atau perusahaan-perusahaan di Tanah Air, jika memutuskan untuk membangun atau memproduksi produk di AS.

Yang juga dicemaskan adalah potensi Indonesia terkena tarif tambahan yang menjadi ancaman baru oleh Trump bagi negara–negara anggota BRICS.

Tambahan tarif 10% pada negara-negara BRICS, meski masih berupa ancaman sejauh ini, dapat memicu kegelisahan para investor untuk terlebih dulu keluar dari pasar.

Apabila Indonesia terkena tarif final dari AS sebesar 32%+10%, efeknya tidak bisa dianggap remeh pada perekonomian RI.

“Pertumbuhan ekonomi RI bisa di bawah 4,5%,” kata Lionel Priyadi, Fixed Income and Market Strategist Mega Capital Sekuritas, Selasa.

Pengumuman tarif AS terhadap Indonesia dan negara Asia lainnya./dok. Bloomberg

CGS International Sekuritas Indonesia memaparkan, tidak adanya perubahan tarif impor yang dikenakan oleh AS ke Indonesia yaitu tetap 32% dan berlanjutnya aktivitas jual investor asing terhadap saham–saham RI berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif untuk IHSG.

Senada, Phintraco Sekuritas menilai, Indonesia mendapatkan surat dari Trump yang menyatakan Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32% mulai 1 Agustus 2025 dan tarif transshipment lebih tinggi.

Jika Indonesia memberlakukan tarif balasan kepada AS, maka tarif Indonesia juga akan dinaikkan. Sebaliknya jika Indonesia atau perusahaan dari Indonesia memproduksi produk di AS tidak akan dikenakan tarif.

(fad)

No more pages