"Menurut bacaan kami untuk rencana operasi moneter 2025, setelah kita lihat berbagai perkembangan, uang primer, kebutuhan likuiditas dan segala macam, ada bagian dari rencana operasi moneter untuk ekspansi melalui penerbitan SBN dari pasar sekunder," ujarnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan peningkatan kepemilkan SBN oleh BI justru berisiko membuat nilai tukar rupiah makin anjlok. Hal ini terjadi karena bertambahnya kepemilikan SBN oleh BI akan meningkatkan pasokan (supply) rupiah di pasar.
"Kalau misalnya BI melakukan pembelian SBN dalam jumlah sangat besar di pasar itu bisa berdampak pada nilai tukar. Justru malah menetralisir dampak dari intervensi BI di pasar valuta asing," ujar Satria kepada Bloomberg Technoz.
(lav)

































